Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, Hj Neneng Hasanah, mengatakan, hal itu menunjukkan ada penambahan 19 kasus dari sebelumnya yang hanya 95 kasus.
Menurut Neneng, dari jumlah tersebut, pasien yang melakukan isolasi mandiri sebanyak 60 orang dan rawat inap di rumah sakit (RS) sebanyak 54 orang.
BACA JUGA: RS Gunung Jati Dinilai Anak Tirikan Pasien BPJS PBI
“Kalau untuk kasus XBB (varian baru Covid-19, red) itu harus diteliti dulu. Kalau yang terdata masih Covid-19 varian Omicron,” ujar Neneng, di sela kegiatannya, Rabu (16/11/2022).
Ia menjelaskan, meningkatnya kasus aktif Covid-19 dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu.
“Memang situasi dan kondisi saat ini ada perubahan cuaca. Kasus-kasus yang flu juga banyak, bahkan komorbid juga,” kata Neneng.
BACA JUGA: Pelamar Kerja Buru Syarat Vaksin Booster
Ia memperkirakan, puncak Covid-19 akan terjadi pada bulan Desember 2022. Mengingat pada bulan Desember terdapat libur Natal dan Tahun Baru. Hal itu seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan terkait puncak kasus aktif tersebut.
Untuk mengantisipasinya, lanjut Neneng, Dinkes Kabupaten Cirebon telah menyiapkan 11 RS dari 12 RS yang ada di Kabupaten Cirebon, untuk merawat pasien Covid-19.
BACA JUGA: Vaksin Covid-19 di Puskesmas Plumbon Diserbu Masyarakat
“Tentu ketika ada lonjakan kasus, RS siap mengonversi kembali ruang perawatan non-isolasi menjadi ruang isolasi,” ujarnya.
Neneng mengimbau, masyarakat tetap menerapkan disiplin prokes dengan melaksanakan 5 M. Manakala berada di ruang terbuka, tapi tidak banyak masyarakat maka diperbolehkan membuka masker sesuai dengan anjuran presiden.
“Tapi kalau di ruang tertutup dan banyak orang, ada lansia ada komorbid, ya sebaiknya kita menggunakan masker,” pungkasnya. (Islah)
BACA JUGA: Kecelakaan di Tol Cipali, 3 Tewas, 7 Luka-luka