“Namun hal tersebut, tidak bertahan lama dan breakwater tersebut juga amblas, breakwater sepanjang sekitar 1.000 meter yang berada di Desa Rawaurip amblas sehingga rob laut masuk ke tambak penggaraman masyarakat,” bebernya.
Diungkapkan Suriyan, dampak amblasnya breakwater tersebut dirasakan para petani garam di wilayah itu. Bahkan, pada tahun 2022 ini tidak dapat menikmati hasil panen garam, padahal harga garam saat ini sangat tinggi, yaitu mencapai Rp3.000 per kilogram, sedangkan tahun-tahun lalu hanya Rp250 – Rp500 per kilogram.
BACA JUGA: Minat Masyarakat Kerja ke Luar Negeri Meningkat
“Beberapa tahun lalu petani garam dihadapkan dengan garam impor yang membuat harga garam anjlok, dan dua tahun sekarang petani dihadapkan pada persoalan banjir rob laut yang membuat petani tak dapat panen garam, selain karena faktor musim hujan yang berkepanjangan,” terangnya.
Dikatakannya, petani garam saat ini menangis, karena tidak bisa panen garam, selain karena musim hujan berkepanjangan juga karena lahan tambak garam mereka terkena banjir rob.
BACA JUGA: Buruh Tuntut UMK 2023 Naik 15 persen, Sebut Upah yang Diterima Saat Ini hanya Cukup untuk Makan