“Kami sebagai petani garam, berharap adanya perhatian dari pemerintah akan derita kami, yang sangat terdampak, karena breakwater yang dulunya tinggi sekarang amblas, akibatnya tidak bisa menahan air laut,” keluhnya.
Untuk diketahui, terkait hal itu Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko telah memberikan keterangan. Yaitu, abrasi dan rob di Desa Rawaurip disebabkan bibir pantai di desa setempat mengalami kerusakan. Sehingga, air laut langsung masuk ke lahan tambak garam tanpa ada tanggul alami untuk mencegahnya.
BACA JUGA: Banjir Rob Terjang Pantura Cirebon
Moeldoko pun mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta lembaga terkait lainnya untuk menangani kerusakan ekosistem mangrove di Desa Rawaurip tersebut.
KSP masih mencari teknis yang tepat untuk pembangunan Tembok Pembatas Tanah (TPT) sebagai penghalau banjir rob seperti yang diinginkan warga Desa Rawaurip.
Karena, KSP tidak menginginkan pembangunan TPT tersebut akan mengakibatkan pendangkalan di bibir pantai desa setempat. (Baim)
BACA JUGA: Ancaman Banjir Hantui Kota Cirebon, Kerap Terjadi saat Hujan dengan Intensitas Tinggi Empat Jam