Dijelaskan Alan, untuk menanggulangi permasalahan tersebut, harus ada pembuatan tanggul serta dilakukan pengerukan air sungai terlebih dahulu.
Namun, ternyata hal tersebut berpengaruh untuk suplai sedimen.
Menurutnya, dengan berjalannya waktu, awalnya akan segera melakukan rehabilitasi mangrove sebagai pelindung pantai alami, karena mangrove bisa merangkap sedimen sehingga terbentuk gundukan, dan ini menjadi tempat perlindungan bagi tambak garam itu sendiri.
BACA JUGA: Produksi Garam di Cirebon Turun Drastis, Faktor Kemarau Basah dan Banjir Rob Jadi Penyebab
“Akan tetapi ada kriteria untuk menanam mangrove itu, bahwa banjirnya tidak boleh melebihi dari 20 cm. Dari informasi teman-teman dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) banjir di sini bisa sampai satu meter, jadi percuma mangrove-nya bisa mati,” tegasnya.
Sehingga, menurutnya, agar mangrove itu bisa tumbuh dengan baik, sekarang survei langsung dan mengajak teman-teman dari Balai. Tujuannya, agar tidak langsung membangun namun harus dibuatkan dulu detail engineering design (DED)-nya.
Dirinya pun berharap agar DED tersebut di tahun depan dapat rampung, sehingga bisa langsung dilakukan pengerjaan strukturnya.
BACA JUGA: Senam Mahabbah Cegah Stunting, Ajak Orang Tua dan Calon IRT Mengantisipasi