Harga telur ayam ras saat ini kembali menembus angka Rp30.000,00 per kilogram.
Kenaikan harga telur ayam ras di pekan terakhir November menurut pedagang diduga akibat banyaknya permintaan, seiring dengan cairnya bantuan sosial dari Pemerintah Pusat.
BACA JUGA: Pedagang di Eks Pasar Lama Majalengka Akan Direlokasi
”Tidak tahu apa penyebabnya, tahunya dari pemasok harganya naik, sehingga terpaksa saya juga ikut menaikan harga pada pembeli,” ujar Iyet, pedagang di Pasar tradisional Majalengka, Rabu (30/11/2022).
Harga telur ayam ras saat ini ungkap Iyet mencapai Rp 30 Ribu perkilogram.Kenaikan ini sudah mulai terjadi sejak satu minggu lalu. ”Saya menjual ke pembeli Rp30.000,00 per kilogramnya,” ucapnya.
Pedagang lainnya Ida mengatakan,harga telur ayam ras mulai naik sekitar seminggu yang lalu.
BACA JUGA: Terkait Dugaan Gratifikasi Pembangunan Pasar, Sejumlah Pejabat Majalengka Diperiksa
Saat ini dirinya menjual telur ayam ras pada pelanggan sebesar Rp30.000,00 per kilogram.
Meski mengaku belum tahu pasti penyebab naiknya harga telur, Ida menduga kenaikan disebabkan oleh turunya bantuan sosial (PKH) di November ini.
”Penerima bantuan kan juga mendapatkan bantuan telur selain beras dan daging ayam, sehingga permintaan banyak,sehingga harganya jadi naik,” ujar Ida.
BACA JUGA: Kedelai Mahal, Perajin Tempe Mulai Naikkan Harga
Kenaikan harga telur yang kembali menyentuh angka Rp30.000,00 per kilogram membuat pembeli makin kewalahan dalam memenuhi kebutuhan.
Seorang pembeli Dedeh mengatakan, harga telur sudah mulai naik sejak beberapa waktu lalu. Sebelumnya kenaikan harga belum begitu terasa, karena tidak terlalu tinggi.
Namun saat ini kata dia,kenaikan harga telur ayam ras sudah mencapai Rp30.000,00 per kilogramnya.
“Dulu memang pernah sampai Rp34.000,00 per kilo gram, kemudian harganya kembali di kisaran Rp27.000,00. Sekarang harganya naik lagi,” keluhnya.
Tak hanya pembeli, penjual juga mengeluhkan naiknya kembali harga telur ayam ras. Pedagang mengaku penjualan telur ayam ras mengalami penurun sejak harganya kembali naik.
”Ada dampaknya, pembeli jadi berkurang.Yang biasanya membeli satu kilogram, sekarang hanya membeli setengahnya,” kata Ade pedagang lainnya. (Abr)