Terkait penggunaan pewarna alami, lanjut dia, saat ini pembatik yang masih menggunakan pewarna alami menjadi sangat jarang ditemui.
Hal itu, lantaran bahan-bahan dasar pewarna alami juga sulit untuk ditemukan. Padahal, pewarna alami ini memiliki kelebihan tersendiri yang tidak dapat ditiru oleh pewarna kimiawi.
Ia menjelaskan, dari segi limbah, pewarna alami ini lebih ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan karena zat-zat yang terkandung dalam pewarna alami ini mudah terurai sehingga tidak menimbulkan polusi.
Kemudian dari segi hasil pewarnaan, warna yang diperoleh memiliki sifat-sifat yang lembut, harmonis, senada, dan bahkan sebagian dapat disebut dengan warna pastel.
BACA JUGA: Kelabuhi Polisi, Miras Disembunyikan di Bunker
Selain itu, pewarna alami biasanya mengandung aroma khas yang muncul ketika menyatu dengan serat kapas.
Dan kain batik yang menggunakan pewarna alami memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan pewarna kimia.
“Dalam dunia modern saat ini, pewarna sintetik banyak digunakan terutama dalam industri tekstil, dikarenakan harganya yang murah, tersedianya banyak varian warna dan dalam jumlah yang banyak, warna yang cenderung konstan, mudah untuk digunakan, memiliki sifat tahan luntur yang baik. Yang menjadi permasalahan adalah penggunaan pewarna sintetik yang mengandung bahan kimia memiliki efek negatif pada lingkungan seperti pencemaran air dan tanah oleh limbah dari proses pewarnaan yang bersifat toksik dan karsinogenik,” paparnya.
BACA JUGA: UMK Naik 6,51 persen, Ketua SPSI: Idealnya 10 persen