SUARA CIREBON – Para petambak garam sangat bergantung pada kondisi alam khususnya cuaca. Pasalnya, usaha garam membutuhkan terik sinar matahari agar air laut yang dimasukkan ke dalam tambak dapat menguap dan meninggalkan butiran garam.
Sementara saat ini, kondisi di Indonesia telah masuk musim penghujan.
Akibat kondisi tersebut, mayoritas petambak garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon mulai beralih profesi menjadi petani bawang.
BACA JUGA: KSP Minta Pemkab Pro-Aktif, Penanganan Tambak Garam Desa Rawaurip Butuh Sinergitas
Seorang petambak garam sekaligus petani bawang di Blok Kalibangka Desa Rawaurip, Toto (47), mengatakan, ketika garam tidak bisa diproduksi seperti saat ini, ia dan sejumlah petambak lainnya langsung beralih menjadi petani bawang.
Menurut Toto, modal untuk menanam bawang dikumpulkan dari hasil garam selama musim kemarau. Bahkan, kata dia, banyak juga di antara petambak garam yang sengaja menimbun garam di gudang selama musim kemarau.
Kemudian garam dijual ke tengkulak untuk modal menanam bawang mengingat modal yang dibutuhkan cukup besar.
BACA JUGA: Menantikan Pembangunan Breakwater di Desa Rawaurip, Lahan Tambak Garam Menyusut Dihantam Abrasi