“Peremajaan angkot ini kita dorong yang biaya operasionalnya murah itu mobil listrik, karena mobil listrik itu dalam satu hanya membutuhkan Rp90.000 untuk mengecesnya,” kata Karsono saat dikonfirmasi Suara Cirebon, Kamis (21/12/2022).
Biaya tersebut, menurutnya, lebih murah dibandingkan dengan mobil mesin BBM yang satu hari operasional membutuhkan 30 liter Pertalite seharga Rp300 ribu.
“Kalau menggunakan angkot listrik ada penghematan Rp210 ribu, itu sudah untuk biaya isi daya,” katanya.
BACA JUGA: Dewan Desak Penyelesaian Lahan Kutiong dan Sentiong, Pemkot Cirebon Diminta Bertindak Tegas
Penghematan lainnya, menurut Karsono, angkot listrik tidak harus mengganti oli (pelumas). Sehingga dari penghematan itu, sambung Karsono, pemilik angkot bisa melakukan cicilan kendaraan.
“Tergantung pemerintah daerah mendorong bank yang mau memfasilitasi untuk cicilan kreditnya. Saya minta ke dewan (DPRD) Bank Jabar (bjb) atau kredit usaha rakyat (KUR) dari BRI,” ujarnya.
Karsono menyebutkan, data yang dimiliki Organda, dari 400-an angkot di Kota Cirebon, 54 persennya rata-rata sudah beroperasi selama 25 tahun lebih, dan belum ada peremajaan. Hal itu menyebabkan kondisi angkot yang tidak sehat.
“Ini yang memprihatinkan, dari 400-an angkot setengahnya sudah sangat tua, makanya perlu ada peremajaan, tapi peremajaan yang kami beralih ke angkot listrik,” pungkasnya. (Surya)
BACA JUGA: Pemdes Karangasem Bagikan PMT, Ingatkan Masyarakat Terapkan Pola Hidup Sehat