SUARA CIREBON – Kasus stunting di Kabupaten Cirebon pada tahun 2022 ini masih tergolong tinggi. Sepanjang tahun 2022, sebanyak 15.299 kasus atau 9,03 persen anak di Kabupaten Cirebon dalam kondisi stunting.
Wakil Bupati (Wabup) Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih mengatakan, data tersebut tersebar di 28 desa, sembilan kecamatan, wilayah kerja 10 puskesmas yang dihimpun selama tahun 2022.
Menurut Ayu, sapaan akrabnya, kasus paling banyak terjadi di Kecamatan Waled. Kasus stunting ini terjadi dikarenakan berbagai faktor, di antaranya karena pola asuh, asupan nutrisi, lingkungan yang kurang bersih dan tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta asupan nutrisi yang kurang bagi ibu hamil.
BACA JUGA: Bupati Taruh Harapan Besar pada Bidan, Jadi Pelopor Ibu Asuh Anak Penderita Stunting
“Data yang saya punya itu Waled menjadi daerah dengan kasus stunting paling tinggi. Makanya pemerintah melakukan intervensi, tidak hanya pemerintah daerah, desa juga melakukan hal yang sama dengan mengalokasikan anggaran dana desa untuk penanganan stunting,” ujar Ayu, di sela-sela kegiatan percepatan penurunan kasus stunting dalam rangka peringatan hari ibu yang diselenggarakan Muslimat NU Kabupaten Cirebon di Masjid Agung Sumber, Senin (26/12/2022).
Ia menerangkan, kasus stunting tidak hanya terjadi pada keluarga kurang mampu saja. Saat ini, ditemukan banyak kasus stunting yang terjadi pada keluarga mampu. Biasanya, hal itu terjadi karena kedua orang tuanya kerja dan sibuk.
BACA JUGA: Lazismu Bantu Balita Stunting, Serahkan Bantuan Makanan Tambahan