Wakil Bupati (Wabup) Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih mengatakan, data tersebut tersebar di 28 desa, sembilan kecamatan, wilayah kerja 10 puskesmas yang dihimpun selama tahun 2022.
Menurut Ayu, sapaan akrabnya, kasus paling banyak terjadi di Kecamatan Waled. Kasus stunting ini terjadi dikarenakan berbagai faktor, di antaranya karena pola asuh, asupan nutrisi, lingkungan yang kurang bersih dan tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta asupan nutrisi yang kurang bagi ibu hamil.
BACA JUGA: Bupati Taruh Harapan Besar pada Bidan, Jadi Pelopor Ibu Asuh Anak Penderita Stunting
“Data yang saya punya itu Waled menjadi daerah dengan kasus stunting paling tinggi. Makanya pemerintah melakukan intervensi, tidak hanya pemerintah daerah, desa juga melakukan hal yang sama dengan mengalokasikan anggaran dana desa untuk penanganan stunting,” ujar Ayu, di sela-sela kegiatan percepatan penurunan kasus stunting dalam rangka peringatan hari ibu yang diselenggarakan Muslimat NU Kabupaten Cirebon di Masjid Agung Sumber, Senin (26/12/2022).
Ia menerangkan, kasus stunting tidak hanya terjadi pada keluarga kurang mampu saja. Saat ini, ditemukan banyak kasus stunting yang terjadi pada keluarga mampu. Biasanya, hal itu terjadi karena kedua orang tuanya kerja dan sibuk.
BACA JUGA: Lazismu Bantu Balita Stunting, Serahkan Bantuan Makanan Tambahan
“Nah, anaknya dititipkan ke kerabat atau ke pengasuh, sehingga asupan nutrisi dan gizinya kurang terpantau,” terangnya.
Ia mencontohkan, di wilayah Kecamatan Sumber yang merupakan wilayah ibu kota Kabupaten Cirebon, justru ditemukan lebih dari 100 anak yang mengalami stunting.
Hal itu, tentu menjadi perhatian bersama yang mengharuskan adanya kolaborasi dalam menurunkan angka stunting.
BACA JUGA: Senam Mahabbah Cegah Stunting, Ajak Orang Tua dan Calon IRT Mengantisipasi
“Harus ada kolaborasi antara akademisi, kalangan bisnis melalui CSR, komunitas dan goverment. Kalau ini terkoordinasi dengan baik maka kita punya harapan baik bahwa program eliminasi stunting di 2045 sesuai dengan program pemerintah pusat bisa terwujud,” ucapnya.
Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten Cirebon menetapkan target untuk bisa menurunkan kasus stunting di Kabupaten Cirebon sebesar 3 persen.
Namun demikian, kasus stunting yang terjadi di Kabupaten Cirebon, angka prevalensinya masih di bawah kasus nasional yang sebesar 15 persen.
“Fokus kita sekarang, bagaimana agar target tahun depan kasus stunting turun tiga persen,” ungkapnya. (Islah)
BACA JUGA: Bansos Karut Marut, Pengawasan Dinsos Dipertanyakan