Atas kondisi tersebut, ratusan petani cabe merah yang seharusnya meraih keuntungan di akhir masa panen, justru terpuruk.
Jika dikalkulasikan, kata Karmina, untuk lahan dengan luas satu hektar yang semestinya bisa menghasilkan sekira 1 ton cabe merah, kini hanya mampu panen sekitar 2,5 kwintal saja.
Dikatakannya, hasil panen saat ini bahkan tidak bisa menutup biaya produksi yang mencapai Rp 15 juta.
BACA JUGA: Heboh Dugaan Pelecehan Seksual, Oknum Komisioner KPU Kota Cirebon Diduga Lecehkan Calon PPK
“Dari awal tanam, pemeliharaan hingga panen itu biayanya Rp 15 juta. Tapi dari penjualan saat ini hanya Rp 4 juta saja,” terangnya.
Hal senada diungkapkan petani lainnya, Tarjo (53 tahun). Ia mengaku merasakan kondisi yang sama dengan ratusan petani lainnya.
Terlebih, kata Tarjo, lahan seluas 1,2 hektar yang ia garap merupakan lahan milik Pemerintah Desa (Pemdes).
Menurutnya, biaya produksi dari mulai dari penyediaan bibit, obat-obatan, pupuk, penyemaian, perawatan hingga biaya tenaga untuk panen tidak tertutupi dari hasil panen ini.