Selain itu, kata Boja, razia dilakukan agar tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa. Ketika siswa membawa lato-lato ke sekolah, mereka tidak fokus belajar karena ingin segera memainkan alat tersebut. Terlebih, beradunya talo-talo saat dimainkan menimbulkan suara yang cukup berisik.
Ia berharap, dengan dilakukannya razia lato-lato di sekolah yang dipimpinnya itu, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak terhambat.
“Intinya sih agar tidak menggangu dan menghambat kegiatan belajar para siswa,” ujar Boja, usai razia.
BACA JUGA: Korban Lato-lato, Bocah 8 Tahun Jalani Operasi Mata
Informasi yang dihimpun Suara Cirebon, aksi serupa juga dilakukan pihak SD 1 Prajawinangun Kulon, Kecamatan Kaliwedi. Di sekolah tersebut, pihak sekolah mengamankan banyak lato-lato dari tiap ruang kelas yang ada.
“Saya juga punya lato-lato, tapi kalau sekolah tidak dibawa,” ujar salah satu siswa kelas III SD Prajawinangun Kulon yang enggan disebutkan namanya.
Seiring makin merebaknya permainan yang pernah populer pada era 80-an tersebut, korban pun mulai berjatuhan.
BACA JUGA: Bahaya Ciki Ngebul, Bisa Bakar Tenggorokan Sampai Usus Bocor