Scopus, kata Prof Huriyah, memang kerap dianggap sulit dan menakutkan bagi seorang dosen yag akan naik pangkat, utamanya ke guru besar.
Namun, Prof Huriyah mengungkapkan, kunci penerbitan Scopus adalah membangun kerja sama yang baik dengan pihak luar.
“Alhamdulillah dengan sabar menunggu satu tahun, tepatnya tanggal 1 Juli 2022, artikel saya diterbitkan dalam jurnal scopus, yakni International journal of Instruction Q1,” ujarnya.
Untuk menjadi Guru Besar Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris di IAIN Cirebon, Prof Huriyah mengirimkan tujuh prosiding internasional hasil menjadi presenter pada konferensi internasional di UIN Jakarta, UIN Malang, UIN Riau, UIN Semarang, IAIN Palangkaraya, IAIN Kediri, dan Universitas Muhamadiyah Purwokerto.
BACA JUGA: Ratusan Remaja di Indramayu Hamil Duluan, Ajukan Dispensasi Nikah Dini
“Ditambah satu jurnal Scopus Q1, dua jurnal Internasional non Scopus, satu jurnal nasional terakreditasi Dikti, dan satu jurnal nasional DOAJ, ditambah lagi satu buku referensi,” paparnya.
Meskipun kesabarannya kerap diuji, namun Prof Huriyah tetap menjalani proses tersebut mengalir dengan apa adanya dan dirinya pun bersyukur dapat melaluinya dengan lancar.
“Alhamdulillah, berkat kerja keras, membaca shalawat, terus berdoa, akhirnya Allah mengabulkan doa saya,” katanya.
Kendati telah mencapai puncak tertinggi seorang dosen, Prof Huriyah mengaku masih memiliki target lainnya. Yaitu mengembangkan yayasan yang diketuainya dengan membangun sejumlah lembaga pendidikan di tanah kelahirannya.