Menjelang Pemilu 2024, tensi politik di internal PKB Kabupaten Cirebon ini dikabarkan menghangat hingga Ketua DPRD Kabupaten Cirebon pun harus pindah partai.
Diinformasikan, menghangatnya suhu di internal PKB ini merupakan imbas perseteruan Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, R Hasan Basori dengan Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Mohamad Luthfi.
Puncak perseteruan keduanya mulai terlihat dari ketiadaan nama Luthfi dalam daftar calon anggota DPRD Kabupaten Cirebon pada Pemilu 2024 mendatang.
BACA JUGA: Pansus Cirebon Timur Mandiri Dibentuk Bulan Depan
Kabar lain menyebut, pada Pilkada 2024 nanti, PKB juga menutup peluang bagi Luthfi untuk kembali dimajukan sebagai calon Bupati Cirebon.
Imbasnya, Luthfi dirumorkan keluar dari PKB dan bergabung dengan Partai Golkar.
Kendati demikan, hingga saat ini Luthfi masih menduduki kursi Ketua DPRD Kabupaten Cirebon sebagai representasi PKB yang menjadi partai pemenang Pemilu Legislatif di Kabupaten Cirebon pada 2019 lalu.
Sumber di internal PKB Kabupaten Cirebon yang tidak ingin dituliskan namanya menyebutkan, isu keluarnya Luthfi dari partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar ini santer beredar di kalangan kader.
BACA JUGA: DPRD Kabupaten Cirebon Kejar Target, 22 Perda Rampung Tahun Ini
Luthfi, kata dia, dikabarkan memilih pindah ke Partai Golkar. Kedekatan dengan ketua DPD Golkar Kabupaten Cirebon di DPRD, disebut turut memuluskan jalan, meski sampai saat ini secara administrasi Luthfi belum menyatakan keluar dari PKB.
“Kalau isu sih benar, cuma sampai saat ini DPC belum menerima laporan secara administrasi. Jadi sampai saat ini (Luthfi) masih berstatus sebagai kader PKB,” ujar dia.
Sementara itu, saat dikonfirmasi sejumlah awak media, Luthfi membantah kabar tersebut. Luthfi menegaskan, saat ini dirinya masih menjadi kader PKB. Hal itu dibuktikan dengan kesiapan dirinya untuk mencalonkan diri sebagai calon DPR RI dari PKB.
“Sampai saat ini saya masih bagian dari PKB dan saya ini kan ketua dari tujuh fraksi di DPRD,” ujar Luthfi, Minggu, 29 Januari 2023.
Disinggung mengenai adanya sejumlah partai politik yang siap menampung dirinya jika keluar dari PKB, Luthfi mengatakan, hal itu merupakan hal yang lumrah terjadi terlebih di tahun politik.
Pasalnya, menurut Luthfi, dinamika itu terjadi dengan tujuan tertentu dan dianggap wajar di tahun politik ini.
“Cirebon itu keras, tapi hatinya hello kitty. Bangkitnya Cirebon itu tergantung dari partai politik. Karena garis politik yang menentukan arah pembagunan. Intinya begini, politik itu dua hal, yang pertama mempertahankan atau merebut kekuasaan, dan yang kedua adalah mengelola kekuasaan,” tandasnya.
BACA JUGA: KPU Kabupaten Cirebon Bersuara, Begini Pekerjaan yang akan Dilakukan PPS
Diketahui, Luthfi telah beberapa kali terlihat absen pada acara-acara berskala besar di internal PKB. Salah satunya, saat PKB Kabupaten Cirebon memperingati Maulid Nabi Muhamad SAW dan Hari Santri Nasional (HPN) tahun 2022 di kantor DPC setempat, November tahun lalu.
Dalam kesempatan itu, perseteruan Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, R Hasan Basori menyinggung ketidakhadiran Luthfi di acara tersebut. Padahal pihaknya mengundang seluruh anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Cirebon, termasuk Luthfi yang merupakan mantan Ketua DPC PKB sebelumnya.
“Kang Luthfi sudah kami undang. Beliau ada kegiatan pemerintahan yang tidak bisa ditinggalkan. Semua kader dan anggota di Fraksi PKB sudah kami undang semua,” kata Hasan.***
BACA JUGA: Soal Jumlah Dapil, KPU Kabupaten Cirebon Tunggu Putusan KPU RI