Menurut Suryono, saat ini masyarakat yang menyaksikan pagelaran wayang kulit mulai sepi. Di beberapa desa, jumlahnya kini hanya puluhan orang saja dari sebelumnya yang mencapai ratusan.
Sebagai pecinta dan pegiat seni budaya Cirebon, Suryono mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut.
“Kalau lima tahun lalu masih ada ratusan orang yang menonton wayang kulit sampai selesai. Sekarang yang nonton wayang kulit sampai selesai kadang hanya 10 orang,” kata Suryono.
BACA JUGA: Cara Menghadapi Ekonomi Sulit Menurut Orang Zaman Dulu
Menurut Suryono, saat ini kesenian dan budaya Cirebon sedang terancam dengan keberadaan smartphone.
Ponsel android tersebut, kata dia, menyebabkan banyak anak yang gemar memainkannya menjadi lupa asal hingga bahasa dan budaya daerah mereka.
“Dengan perkembangan zaman ini banyak anak-anak yang dasarnya masih lemah tapi sudah disuguhi ponsel android,” ucapnya.
BACA JUGA: Telah Jarang Digunakan Masyarakat, Disbudpar Kenalkan Busana Pengantin Zaman Kerajaan Cirebon