Setelah didekati ternyata tangisan bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan dari rahim ibunya yang meninggal dunia.
Tim SAR Turki memotong tali pusar bayi, lalu menyelamatkannya. Hingga kini, bayi laki-laki itu dalam keadaan aman dan selamat.
“Kami membersihkan bayi itu dari debu yang menempal bercampur butiran es. Memotong tali pusar dan menyelamatkannya. Ibunya meninggal tetrimpa reruntuhan bangunan,” tutur petugas Tim SAR Turki.
Otoritas Turki mendesak parlemen mengesyahkan Undang Undang Darurat penanganan bencana dan situasi darurat untuk memudahkan langkah pemerintah menangani bencana terburuk sejak gempa bumi di tahun 1939 yang menewaskan sekitar 20.000 jiwa akibat gempa di Turki.
BACA JUGA: Info Gempa Terkini, Turki dan Suriah Diguncang, Ribuan Orang Diperkirakan Tewas
Daratan Turki sampai perbatasan dengan Suriah, memang merupakan wilayah paling rawan gempa dangkal yang berpusat di darat sepertihalnya gempa pada Senin pagi yang berkekuata M 7,8 dan terjadi lebih dari tiga kali diikuti gempa susulan lebih dari seratus kali.
Kondisi di Suriah, menurut perwakilan PBB juga tidak kalah menyedihkan. Bahkan gempa sangat mematikan ini menjadi bencana terburuk yang memperparah situasi perang saudara selama 12 tahun di negeri dengan tingkat konflik sangat tinggi itu.
Hingga kini, otoritas Turki belum bisa menginentarisasi berapa jumlah bangunan atau gedung-gedung yang robih dan rata dengan tanah.
Sebab, hampir seluruh kota di wilayah selatan Turki yang berbatasan dengan Suriah hancur dan luluh lantak seperti di sekitar Kota Gaziantep (Turki) dan Allepo (Suriah).
BACA JUGA: Info Gempa Terkini BMKG : dari Garut Geser ke Bayah Selatan Banten, Berpusat di Samudra Hindia