Enny menjelaskan, dalam penangan stunting ini pihaknya selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Sebab, kata dia, data stunting yang ada di DPPKBP3A berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Kemudian, diterangkan Enny, dalam penangan stunting ini pun pihaknya akan menghadirkan tim pakar. Di antaranya, dokter anak, psikolog ,dan ahli gizi, termasuk kuwu, camat, dan unsur muspikanya.
Hal itu dilakukan, sambung Enny, karena pihaknya ingin mencari tahu penyebab tingginya kasus stunting di wilayah setempat.
Setalah diketahui penyebabnya, kata Enny, DPPKBP3A Kabupaten Cirebon akan melakukan tindaklanjut di tingkat Kabupaten Cirebon.
Karena, Enny menerangkan, untuk penanganan stunting harus paripurna. Sehingga, intervensinya dari hulu ke hilir.
Hulunya intervensi sensitif 70 persen, sementara hilirnya 30 persen intervensi spesifik dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
“Jadi, pada saat sudah dapat berapa kasus stunting yang saat ini ada kurang lebih 14 ribu kasus. Itulah Intervensi dari Dinas Kesehatan. Jadi kami adanya di hulu, yang tugasnya mendampingi keluarga-keluarga yang beresiko stunting,” terangnya.