Bahkan, saat sulit memeroleh pupuk bersubsidi, mereka tetap memburu pupuk nonorganik meski harganya lebih mahal dibandingkan pupuk organik.
Kalaupun ada, petani yang menggunakan pupuk nonkimia, hanya sebagai penyeimbang. Petani masih menjadikan pupuk nonorganik sebagai andalan pemupukan pada tanaman padinya.
Menurut sejumlah petani, keengganan petani menggunakan pupuk organik karena alasan dampaknya pada tanaman padi.
BACA JUGA: Akses Jalan Menuju Objek Wisata di Majalengka Memprihatinkan
Pengaruh pupuk organik pada pertumbuhan tanaman padi dinilai kurang, dibandingkan pupuk yang biasa mereka pergunakan.
“Pengaruh atau dampaknya pada pertumbuhan tanaman padi kurang, tidak seperti pupuk yang biasa dipergunakan,” kata Bandi, petani di Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Majalengka, Selasa (21/2/2023).
Karena alasan itu, kata Bandi, petani memaksa membeli pupuk yang biasa mereka pakai meski harganya lebih mahal, karena keterbatasan jumlah pupuk bersubsidi.
BACA JUGA: Banjir di Majalengkan, Diguyur Hujan Deras, Dua Desa Terendam
“Meski harganya lebih mahal ya terpaksa dibeli karena ingin tanaman tumbuhnya bagus sehingga hasil panennya banyak,” ujarnya.
Senada dikatakan Sahwi, petani di Kelurahan Babakan Jawa. Dia mengatakan, petani masih enggan menggunakan pupuk organik untuk pemupukan sawah.
Di daerahnya, kata Sahwi, rata-rata petani masih menggunakan pupuk nonorganik. Meski sekarang jumlahnya yang disubsidi berkurang karena dialihkan ke jenis pupuk organik.
BACA JUGA: Petani Majalengka Keluhkan Ketersediaan Pupuk
“Sekarang pupuk urea yang disubsidi katanya dikurangi, sebagian diganti dengan pupuk jenis organik. Tapi karena tidak biasa menggunakan pupuk organik, banyak yang tidak menebus,” ucapnya.
Masih banyaknya petani yang enggan menggunakan pupuk organik diakui oleh Ade, salah satu pengecer pupuk.
Dia mengatakan, banyak petani tidak membeli atau menebus pupuk organik, meski sudah masuk dalam hitungan qouta sesuai RDKK.
“Alasannya macam-macam, ada yang janji nanti, ada juga yang terang-terangan tidak akan menebusnya, karena tidak mau memakai pupuk organik untuk tanaman padinya,” kata Ade.***
BACA JUGA: DPRD Majalengka Seriusi Persoalan Pupuk Bersubsidi, Aneh Pupuk Subsidi Sulit Diperoleh Petani