Erick Thohir dinilai menteri yang cukup sukses membenahi BUMN . Kesuksesan itu diharapkan diterapkan dalam membenahi PSSI.
“Memang tidak mudah. Dunia sepakbola negeri ini terlalu kompleks. Karut marut dari tingkatan paling atas sampai paling bawah. Tapi tangan dingin Erick Thohir memunculkan optimisme,” tutur pengamat sepakbola yang juga Direktur Gerbang Informasi (GI) Miqdad Husen Senin, 27 Februari 2023.
BACA JUGA: Erick Thohir Temui Presiden FIFA Bahas Kanjuruhan Sampai Masa Depan Sepakbola Nasional
Sepakbola, olahraga paling populer. Bersentuhan dengan khalayak luas. Penonton, media, sponsor, penjudi dan serenceng pihak, yang berkaitan langsung maupun tak langsung.
Ini jelas berbeda dengan BUMN, yang memiliki mekanisme, ritme baku dan mudah terlihat.
“Erick Thohir cukup lama bergelut di dunia bola. Bahkan melanglang buana sampai Italia sebagai pemilik klub elite Inter Milan. Siapa yang tak kenal sepakbola Itali dengan konsep Catenaccio dan iim Inter Milan,” terang Miqdad.
BACA JUGA: Exco PSSI Gelar Kongres Biasa, Erick Thohir Bertarung Kontra La Nyalla Matalitti
Berada di klub elite dunia, di negara bola macam Italia tentu memberikan lanskap pemikiran luar biasa yang diharapkan dapat diterapkan di negeri ini. Profesionalisme keseluruhan pengelolaan bola di Italia tentu telah dihafal di luar kepala.
“Apalagi Erick tak hanya memiliki saham tapi juga menjadi bagian aktif dari menejemen Inter Milan. Latar belakang pengusaha profesional, jam terbang dalam dunia sepakbola harapan pada Erick memiliki dasar kuat,” ungkap Miqdad.
Miqdad mengungkapkan sejumlah tantangan. Pertama dan utama Erick Thohir perlu membenahi jajaran kepengurusan dari tingkat pusat sampai tingkat paling bawah.
“Keseluruhan pengurus PSSI harus bergerak selayaknya perusahaan profesional. Bukan seperti organisasi kebanyakan, yang jumlah pengurus berjubel tapi yang aktif hanya segelintir orang. Tertib organisasi harus ditegakkan,” ujar Miqdad.
Miqdad meminta jajaran pengurus bergerak aktif sesuai bidang. Disiplin organisasi ditegakkan. Mereka yang hanya ‘nampang nama doang’ dipersilakan angkat kaki.
Seluruh jajaran pengurus bertindak dan bekerja profesional. Bolehlah diterapkan disiplin militer seperti di Korea Selatan.
BACA JUGA: 5 Calon Ketum PSSI Akan Bertarung di KLB Pertengahan Februari 2023, Ini Daftarnya
“Mengapa mutlak Erick Thohir perlu membenahi keseluruhan menejemen PSSI? Tidak perlu cerdas memahaminya. Sepakbola merupakan olahraga rakyat, melibatkan rakyat dalam jumlah besar,” tutur Miqdad.
Menurut Miqdad menertibkan pertandingan sepakbola yang melibatkan masyarakat dalam jumlah masal tak mungkin bila para pengurus kerja asal-asalan.
Pengurus profesional saja, karena melibatkan masyarakat dalam jumlah besar, masih saja ada ancaman kerusuhan, apalagi jika di internal pengurus amburadul.
“Jangan mimpi dapat mendisiplinkan para pemain dan penonton jika komisi disiplin ‘tidak disiplin.’ Wasit akan mudah tergoda bermain mata. Tak akan ada keberanian mendisiplinkan pemain, wasit, pengelola klub, penonton jika jajaran pengurus amburadul,” jelasnya.
PSSI wajib bertindak tegas, kalau perlu ‘keras’ kepada siapa saja, yang melanggar aturan. Pemain terlibat perkelahian apalagi sampai memukul wasit bukan hanya kartu merah, tapi juga hukuman berat.
Kalau perlu seperti penjaga gawang Chile Roberto Rojas, dihukum seumur hidup tidak boleh main.
BACA JUGA: Persib Bandung Berduka, Mantan Pemainnya dan Orang Penting di PSSI, Nugraha Besoes Meninggal Dunia
“Masyarakat tahu negara yang sepakbolanya maju, disiplin dan ketaatan pemain terhadap keputusan wasit tak bisa ditawar. Jangan coba-coba pemain protes sampai mendorong, memukul wasit,” tutur Miqdad.
Miqdad menambahkan, deretan kasus keputusan salah wasit dan ketaatan pemain menjadi contoh tentang bagaimana seluruh pihak yang menjadi bagian pertandingan menjaga ketertiban dengan kesungguhan mematuhi keputusan apa pun.
“Resikonya sangat berbahaya jika pemain dan official memaksakan penolakan hingga dapat menyulutkan emosi pendukung tim yang dirugikan. Keselamatan manusia menjadi pertimbangan utama” katanya.
BACA JUGA: Persib Bandung Disemprit PSSI Lagi, Didenda Rp120 Juta Gara-gara Ini
Semua kasus kesalahan keputusan wasit bukan merupakan pembenaran sehingga wasit dapat sewenang-wenang.
Perlindungan pada keputusan wasit jelas didahului sikap profesional dan jaminan integritas wasit terlebih dahulu.
Jika wasit terbukti bermain mata, ia bukan hanya seumur hidup tak boleh bermain, sanksi pidana bisa mengancamnya. Begitulah seharusnya PSSI mendisiplinkan wasit dan pemain.
BACA JUGA: Bos Persib Bandung Teddy Tjahjono Daftar Calon Anggota Exco PSSI, Bobotoh Kecewa
Bagaimana dengan penonton dan official ? Hal yang sama diberlakukan kepada keduanya. Penonton masuk lapangan ketika pertandingan berlangsung, membuat rusuh, seumur hidup tidak boleh hadir ke lapangan.
Official ngeyel, juga dikenakan sanksi berat. Penonton yang kedapatan membawa dan mulut beraroma alkohol, dilarang masuk lapangan. “Mabok adalah pintu utama kerusuhan. Piala Dunia 2022 tertib antara lain karena ada larangan membawa minuman beralkohol ke arena pertandingan,” ujar Miqdad.***
BACA JUGA: Ketua PSSI Iwan Bule Usul 1 Oktober Jadi Hari Libur Sepakbola Nasional, Ini Alasannya