Pembunuhan sadis dua wanita yang mayatnya dicor semen ini terjadi di rumah kontrakan terduga pelaku di Jln Nusantara 3, Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Dua wanita itu diduga dibunuh pada Minggu petang di atas pukul 17.11 WIB, 26 Februari 2022, lalu dicor semen pada Senin siang harinya, 27 Februari 2023.
Setelah membunuh dua wanita dan mayatnya dicor semen, terduga pelaku pembunuhan, bernama Permana (50 tahun), tewas bunuh diri degan cara menyayat urat nadinya hingga bersimbah darah, sekarat dan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
Berikut fakta-fakta pembunuhan sadis dua wanita yang mayatnya dicor semen tersebut :
1. Dua wanita yang menjadi korban bernama Yusi Purwati (47 tahun) dan rekannya, Heni Purwaningsih (48 tahun), terakhir terlihat memasuki rumah terduga pelaku Permana pukul 17.11 WIB, Minggu petang, 26 Februari 2022.
Keduanya berboncengan dengan sepeda motor Yamaha Mio. Tak lama setelah korban datang, terduga pelaku, Permana datang ke rumah, lalu membuka pintu pagar dan masuk.
2. Korban Yusi dan Heni, masuk bersama Permana. Mereka bertiga datang ke rumah Permana di Jln Nusantara 3, Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Bekasi. Permana masuk lebih dulu, lalu mengajak korban Yusi dan Heni masuk ke rumahnya.
3. Setelah masuk ke rumah pukul 17.11 WIB, Minggu, 26 Februari, korban Yusi dan Heni tidak keluar lagi dari rumah Permana. Adegan ini terlihat melalui rekaman CCTV di pemukiman setempat.
4. Kamera CCTV kemudian merekam rumah pelaku Permana, kedatangan mobil kijang bak terbuka. Belakangan diketahui mobil bak terbuka itu berisi semen, pasir dan batu yang dipesan oleh Permana dari toko material tak jauh dari pemukiman.
Masuknya mobil bak terbuka ke rumah Permana yang terlihat di kamera CCTV pada Senin pagi, 27 Februari 2023.
5. Korban Yusi dan Heni, diduga dibunuh pada Minggu petang setelah masuk ke rumah seperti terlihat di rekaman CCTV. Kemudian setelah dibunuh, mayat korban sempat diinapkan semalaman di dalam rumah terduga pelaku, Permana.
6. Semen, pasir dan batu yang dipesan Permana, belakangan digunakan untuk mengubur mayat Yusi dan Heni dengan cara dicor.
Lokasinya di bawah tangga menuju tempat jemuran pakaian di lantai atas, masih di dalam lingkungan rumah kontrakan Permana.
Permana diduga mengubur mayat Yusi dan Heni pada Senin pagi itu setelah membeli material semen, pasir dan batu. Ia mengubur sendirian kedua mayat itu dengan posisi lurus dan ditumpuk, lalu diberi coran semen.
Permana mengontrak rumah tersebut sejak tahu 2019. Ia hidup sendirian. Bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan perdagangan besi tak jauh dari lokasi rumah kontrakannya.
7. Korban Yusi, pamit keluar rumah pada Minggu siang ke suaminya, Heri (50 tahun), dengan alasan mau mengikuti pengajian. Yusi berangkat ke tempat pengajian bersama Heni.
Nunung, salah satu teman satu pengajian Yusi dan Heni mengungkapkan, sempat bersama kedua korban mengikuti pengajian sampai selesai dan pulang pukul 16.00 WIB.
Sebelum berpisah, ketiganya sempat makan baso. Bahkan dalam pengakuan Nnunung, korban Yusi meminta mereka bertiga foto selfie setelah makan baso. Dari situ, lalu mereka berpisah.
Belakangan, diduga setelah pulang pengajian dan makan baso, Yusi dan Heni pergi ke rumah Permana.
8. Suami Yusi, Heri curiga sampai Minggu malam pukul 22.00 WIB, istrinya tidak pulang. Ia bertanya ke teman-teman mengajinya, termasuk ke Nunung, namun dijelaskan kalau sudah pulang sejak Minggu sore.
Heri curiga. Ia berusaha ngontak istrinya, Yusi lewat handphone (HP) tapi tidak ada respon. Baik chat melalui WhatsApp (WA) maupun panggilan telefon.
Heri lalu melacak HP istrinya lewat GPS. Ternyata menuju rumah di Jln Nusantara 3, Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Bekasi.
9. Senin pagi, 27 Februari 2023, berdasarkan hasil pelacakan GPS, Heri datang ke rumah Permana di Jln Nusantara 3, Bula Sentul, Bekasi.
Heri sempat mengetuk pagar dan memanggil-manggil istrinya, namun tidak ada jawaban. Ia lalu melapor ke Ketua RT setempat, Purwo Darmanto.
Bersama Purwo Darmanto, kembali ke rumah Permana. Namun lagi-lagi, setelah dipanggil-panggil tidak ada jawaban.
10. Meski tidak ada jawaban dari dalam rumah, Heri dan Purwo Darmanto sempat curiga. Keduanya curiga kalau di dalam rumah sebenarnya ada orangnya.
Saat mendatangi rumah Permana, Heri dan Purwo Darmanto sempat melihat gundukan pasir, semen dan batu di depan rumah.
Mereka lalu menelefon Polres Bekasi Kota, namun diarahkan agar menghubungi Bhabinkamtibmas setempat. Setelah bertemu Bhabinkantibmas, kembali ke rumah Permana.
11. Heri bersama Ketua RT dan Bhabinkamtibmas, lalu berusaha melihat rekaman CCTV pemukiman yang kebetulan salah satunya mengarah ke rumah Permana.
Heri terkejut ketika melihat rekaman CCTV bahwa istrinya Yusi dan temannya, Heni, benar masuk ke dalam rumah Permana, pada Minggu sore pukul 17.11 WIB.
Lalu tidak lagi ada rekaman CCTV yang menunjukan Yusi dan Heni keluar rumah. Sampai kemudian terlihat pada Senin pagi, ada mobil bak terbuka, membongkar semen, pasir dan batu di rumah Permana.
12. Dari rekaman CCTV itu, kembali lagi Heri, Ketua RT, Bhabinkamtibmas dan warga mendatangi rumah Permana.
Kali ini, terlihat ada hal yang membuat tambah kercurigaan. Ternyata gundukan pasir dan semen yang semula berada di depan, ternyata sudah berkurang jumlahnya.
Mereka curiga kalau sebenarnya di dalam rumah ada orang. Sampai akhirnya diputuskan untuk didobrak pintu pagar dan pintu rumah yang terkunci dari dalam.
13. Setelah mendobrak pintu pagar dan rumah, mereka mendapati hanya ada pria, belakangan diketahui Permana, dalam keadaan sekarat.
Permana berlumuran darah di kamar tengah. Belum meninggal dunia, sehingga dilarikan ke rumah sakit.
Namun kemudian, Permana meninggal di dalam perjalanan karena sudah terlalu banyak mengeluarkan darah. Ia belakangan diketahui, diduga bunuh diri dengan cara menyayat urat nadi tangannya.
14. Heri sempat kebingungan, ternyata di dalam rumah tidak ada orang lain. Namun sepeda motor istrinya ada di dalam rumah.
Hingga kemudian, semua mata tertuju pada gundukan cor semen yang masih baru di bawah tangga yang bentuknya memanjang.
Belaangan diketahui, gundukan semen yang memanjang itu ternyata berisi mayat dua wanita yang dibunuh, yakni Yusi dan temannya, Heni.
15. Polisi mengevakuasi mayat Yusi dan Heni pada Selasa siang, 28 Februari 2023. Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Hengki, masih mengumpulkan barang bukti untuk mengungkap perisiwa pembunuhan sadis itu, baik modus maupun motifnya.
“Kita kumpulkan barang bukti. Mayat korban kami visum untuk mengetahui penyebab kematian,” tutur Hengki.
Polres Metro Bekasi Kota terus mengembangkan penyelidikan. Termasuk memeriksa ponsel milik korban dan pelaku.
16. Terungkap antara pelaku Permana dengan korban Yusi, keduanya saling kenal. Keduanya bekerja di satu perusahaan yang sama, yakni perusahaan perdagangan besi.
Muncul dugaan, motif pembunuhan terkait hutang-piutang penjualan besi. Permana, melakukan penjualan besi atas nama korban Yusi, namun uangnya belum disetorkan.
Diduga, Yusi, ditemani Heni, sepulang pengajian mengontak Permana, untuk membicarakan soal tagihan yang dalam catatan utang di perusahaan atas nama Yusi.
Yusi dan Heni, lalu berjanji bertemu di rumah Permana. Di rumah itulah, kemudian Yusi dan Heni dibunuh.
“Semua masih dugaan. Kita perlu perdalam dan dikuatkan dengan barang bukti,” tutur Hengki.***