Wakil Wali Kota Cirebon, Hj Eti Herawati mengapresiasi adanya angka penurunan stunting ini. Menurutnya, hal tersebut merupakan hasil dari kerja keras Pemkot Cirebon melalui Dinas Kesehatan.
“Berdasarkan data survei dari SSGI ini angka stunting di Kota Cirebon menurun. Ini hasil kerja keras kami, yang terus berupaya agar Kota Cirebon nol kasus,” kata Eti saat menghadiri Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kota Cirebon, di ruang Gotra Sawala, Bappelitbangda setempat, Kamis (2/3/2023).
Penurunan stunting, lanjut Eti, bukan hanya tugas Dinkes saja, melainkan semua intansi bahkan corporate social responsibility atau CSR dapat ikut serta dalam menurunkan stunting.
“Semuanya harus ikut serta, termasuk CSR, dapat menyumbangkan makanan tambahan bisa berupa susu, atau makanan bergizi lainnya. Penurunan stunting ini akan merasa ringan jika dikerjakan bersama-sama,” kata Eti.
Diakui Eti, peningkatan angka stunting di Kota Cirebon terjadi saat pandemi Covid-19. Peningkatannya dibilang sangat drastis karena tidak ada pemantauan.
“Karena pandemi kemarin angka stunting di kami meningkat. Selama pandemi posyandu tidak beroperasi jadi tidak ada pantuan asupan gizi buat anak,” ujarnya.
Pascapandemi ini, lanjut Eti, Pemkot Cirebon terus menggenjot penurunan stunting sampai akar rumput, yakni kelurahan hingga rukun tangga (RT).
“Karena target kami, sesuai instruksi Pak Wali, Kota Cirebon harus zero kasus stunting,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Siti Maria Listiawaty, mengatakan, untuk penurunkan angka stunting, pihaknya terus mengecangkan ikatan sinergitas tim percepatan penurunan stunting (TPPS) hingga kelurahan.
“Bahwa kita supaya sama-sama bergerak menuju 14 persen di 2024,” katanya.
Upaya lainnya, dilakukan Dinkes melalui berkoordinasi dengan dinas lainnya, seperti dinas ketahanan pangan yang memberdayakan keluarga agar memiliki tanaman sayuran sendiri, ternak ikan, ataupun ayam bertelur.
“Di luar lingkup Dinkesnya terus kita galakkan, termasuk sinergitas dinkes dengan dinas ketahanan pangan,” katanya.
Dinkes, menurut kadinkes, memperkuat posyandu yang jumlahnya di tahun 2023 itu sudah 355. Posyandu-posyandu tersebut sedang dilengkapi alat ukur dan timbangan standar. “Karena perlengkapan di posyandu juga harus dilengkapi peralatan yang standar,” tandasnya.***