Nisfu Syaban merupakan salah satu dari malam yang sangat dimuliakan. Karena pada malam itu, jika umat Islam berdoa, bakal diijabah oleh Allah SWT.
Nisfu Syaban adalah hari pertengahan di bulan Syaban, atau hari ke 15. Malam Nisfu Syaban, adalah hari dimana tepat jatuh tanggal 15 Syaban.
Bulan Syaban adalah bulan terakhir sebelum memasuki bulan Suci Ramadhan. Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menetapkan malam Nisfu Syaban pada Selasa 7 Maret 2023.
Penetapan Selasa Pahing malam Rabu ini, ditarik dari tanggal 1 bulan Syaban yang jatuh pada Rabu Wage 22 Februari 2023 lalu.
Karena itulah, jika dihitung dari 22 Februari 2023, maka pertengahan Syaban, jatuhnya pada Selasa pahing 7 Maret 2023.
Inilah catatan singkat sejarah peringatan malam Nisfu Syaban. Dikutip dari NU Online, Senin, 6 Maret 2023.
Sejarah peringatan malam Nisfu Sya’ban diawali oleh umat Muslim di tanah Syam. di era para Tabiin, sahabat dari para sahabat Nabi.
Dahulu disebut dengan Tanah Syam atau Negeri Syam. Pada era modern kini, Tanah atau Negeri Syam, di masa kini namanya dikenal dengan Negara Suriah, salah satu negara di Timur Tengah.
Al-Imam Al-Qasthalani (wafat 923 H) menjelaskan awal mula adanya peringatan malam Nisfu Sya’ban dalam kitabnya Al-Mawahib Al-Laduniyah.
وقد كان التابعون من أهل الشام، كخالد بن معدان، ومكحول يجتهدون ليلة النصف من شعبان فى العبادة، وعنهم أخذ الناس تعظيمها، ويقال: إنه بلغهم فى ذلك آثار إسرائيلية، فلما اشتهر ذلك عنهم اختلف الناس، فمنهم من قبله منهم، وقد أنكر ذلك أكثر العلماء من أهل الحجاز، منهم عطاء، وابن أبى مليكة، ونقله عبد الرحمن بن زيد بن أسلم عن فقهاء أهل المدينة، وهو قول أصحاب مالك وغيرهم، وقالوا: ذلك كله بدعة
Artinya, “Tabi’in tanah Syam seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul, mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisfu Sya’ ban. Nah dari mereka inilah orang-orang kemudian ikut mengagungkan malam Nisfu Sya’ban.
Dikatakan, bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat (kabar atau cerita yang bersumber dari ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) tentang hal tersebut.
Kemudian ketika perayaan malam Nisfu Sya’ban viral, orang-orang berbeda pandangan menanggangapinya. Sebagian menerima, dan sebagian lain mengingkarinya.
Mereka yang memgingkari adalah mayoritas ulama Hijaz, termasuk dari mereka Atha’ dan Ibnu Abi Malikah.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari kalangan fuqaha’ Madinah menukil pendapat bahwa perayanan malam Nisfu Sya’ban seluruhnya adalah bid’ah. Ini juga merupakan pendapat Ashab Maliki dan ulama selainnya.”
Dari penjelasan di atas, diungkapkan peringatan malam Nisfu Syaban dimulai oleh segolongan ulama Tabi’in di daerah Syam.
Dari situ terungkap bahwa peringatan malam Nisfu Syaban belum ada pada zaman Rasulullah dan Sahabat, baru ada pada zaman Tabi’in.
Peringatan malam Nisfu Syaban yang kini diamalkan itu dasarnya adalah mengikuti perbuatan segolongan ulama Tabiin negeri Syam atau kini dikenal dengan negara Suriah.***