Bahkan, Subhan mengungkapkan, polarisasi politik dan agama dalam dunia digital menjadi salah satu persoalan yang kian marak menjelang pemilu.
Sehingga, menurut Subhan, sikap cerdas, kritis, dan cepat tanggap menjadi hal dasar yang harus dimiliki.
“Saya berharap anak muda, pemilih pemula dilatih untuk berpikir kritis, cepat tanggap terhadap segala hal yang dinilai memiliki kecurangan seperti politik uang, karena andil pemilih pemula memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas demokrasi di Indonesia,” papar Subhan.
Koordinator Fasilitator, Ida Ria’eni menjelaskan, program Program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan ini bertujuan untuk mempersiapkan para pemilih pemula yang cerdas dan cakap digital menjelang tahun politik 2024.
Melalui Program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan, kata Ida, diharapkan para pemilih pemula dapat turut andil menciptakan iklim demokrasi dan politik yang kondusif.
“Dengan diadakan kegiatan ini, diharapkan anak muda mampu untuk berpikir kritis dan mampu untuk memeriksa sumber berita dan memiliki kesadaran untuk selalu mempertanyakan berita yang diterima,” ujarnya.***