Program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan ini diikuti sekitar 100 peserta yang merupakan pemilih pemula dari siswa-siswi SMA se-Cirebon Raya.
Program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan terselenggara atas kerja sama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMC dengan Tular Nalar Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), dan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) yang merupakan organisasi independen yang berfokus pada literasi digital.
Terdapat 10 orang fasilitator yang mendampingi kegiatan Program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan ini dalam memberikan materi kepada para peserta.
Kesepuluh fasilitator tersebut ialah, Ida Ria’eni selaku koordinator fasilitator. Sedangkan Tim Tular Nalar yaitu, Lisna Novita, Amelia, Ririn Risnawati, Uun Machsunah, Noerrochmani Aswita, Hesti Nauli, Dina Aziza, Desi Lusiyana dan M Iqbal Manshur yang berasal dari akademisi berbagai prodi di UMC dan IAIN Cirebon.
Bahkan dalam acara Program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan ini juga dihadiri Husnul Khotimah selaku perwakilan dari KPU Kabupaten Cirebon.
Dalam sambutannya, Husnul mengaku sangat mengapresiasi kegiatan sekolah kebangsaan ini yang dihadiri pemilih pemula.
Husnul pun memaparkan pentingnya penyampaian mengenai literasi digital kepada anak muda agar meminalisir penyebaran hoaks.
“Saya rasa, kegiatan ini sangat penting dan bagus untuk dilaksanakan. Karena seperti kita ketahui bersama, perkembangan teknologi di era digital ini mendorong begitu cepatnya akses dan penyebaran informasi,” ujar Husnul.
Menurut Husnul, di era digital ini membuat informasi bisa menyebar tanpa batas dan tidak terkontrol. Hal ini berdampak pada banyaknya berita bohong atau informasi hoaks.
Sementara itu, Dekan FISIP UMC, Drs H Subhan MSi berharap, melalui kegiatan tersebut dapat melatih kemampuan berpikir kritis menjelang pemilu 2024 mendatang.
Selain itu, kata Subhan, para pemilih pemula pun bisa turut andil dalam menanggapi kecurangan demokrasi, seperti salah satu contonya praktik politik uang.
Bahkan, Subhan mengungkapkan, polarisasi politik dan agama dalam dunia digital menjadi salah satu persoalan yang kian marak menjelang pemilu.
Sehingga, menurut Subhan, sikap cerdas, kritis, dan cepat tanggap menjadi hal dasar yang harus dimiliki.
“Saya berharap anak muda, pemilih pemula dilatih untuk berpikir kritis, cepat tanggap terhadap segala hal yang dinilai memiliki kecurangan seperti politik uang, karena andil pemilih pemula memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas demokrasi di Indonesia,” papar Subhan.
Koordinator Fasilitator, Ida Ria’eni menjelaskan, program Program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan ini bertujuan untuk mempersiapkan para pemilih pemula yang cerdas dan cakap digital menjelang tahun politik 2024.
Melalui Program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan, kata Ida, diharapkan para pemilih pemula dapat turut andil menciptakan iklim demokrasi dan politik yang kondusif.
“Dengan diadakan kegiatan ini, diharapkan anak muda mampu untuk berpikir kritis dan mampu untuk memeriksa sumber berita dan memiliki kesadaran untuk selalu mempertanyakan berita yang diterima,” ujarnya.***