2. Baligh (akil balik)
Syarat kedua diwajibkannya berpuasa Ramadhan atas seseorang adalah berusia baligh atau akil balik. Tidak ada ketentuan pembebanan syariat terhadap anak kecil yang belum baligh.
Dari Aisyah, Rasulullah bersabda :
“Pena (pencatat amalan) diangkat dari tiga golongan. Dari orang yang tidur hingga dia terbangun, dari anak kecil hingga dia dewasa (baligh), dari orang gila hingga dia berakal (sadar).”
(HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan dinyatakan sahih oleh al-Hakim & al-Albani)
Usia baligh pada seseorang anak boleh diketahui dengan melihat salah satu dari tanda-tanda berikut:
– Berusia genap lima belas tahun (menurut hitungan tahun Hijriah).
– Tumbuh rambut di sekitar kemaluan (meskipun usianya belum genap lima belas tahun).
– Keluar air mani kerana syahwat (meskipun usianya belum lima belas tahun), baik keluar karena mimpi basah mahupun dalam keadaan terjaga.
– Mengalami haidh (meskipun belum berusia lima belas tahun) dan tanda ini khusus pada anak perempuan. (Asy-Syarh al-Mumti’ 6/333, Ibnu Utsaimin)
3. Berakal
Syarat ketiga diwajibkannya berpuasa Ramadhan atas seseorang adalah berakal. Tidak ada ketentuan pembebanan syariat terhadap orang yang tidak berakal.
Hal ini berdasarkan hadits Aisyah di atas.