SUARA CIREBON – Ada yang aneh di Kota Indramayu. Senin malam ini, sekitar pukul 20.00 WIB sampai malam hari, muncul kabut cukup tebal.
Kabut menutupi Kota Indramayu. Masyarakat merasakan jarak pandang agak terganggu kabut.
Hawa dindin juga lebih terasa. Kemunculan kabut pada malam hari ini sesuatu yang aneh. Bahkan sejauh ini belum pernah terjadi.
Biasanya, kalaupun ada kabut di Kota Indramayu, muncul pada dini hari, bukan pada malam hari.
Kabut pada dini hari, biasa disebut oleh warga Indramayu dengan sebutan “kamididing”, atau artinya dingin atau kedinginan.
Kamiding ditandai kabut yang muncul di Kota Indramayu, dari dini hari sampai pagi hari pukul 06.30 WIB.
Hawa di Kota biasanya terasa lebih dingin. Seperti di pegunungan. Suhu udara,saat kamiding juga bisa sampai 18 atau 20 derajat.
Kamiding biasanya menjadi tanda kalau pohon mangga akan mulai berbunga. Selian itu, masyarakat menyebut sebagai awal datangnya musim kemarau.
“Aneh, kirain ini asap dari orang bakar sampah, ternyata kabut. Cukup tebal,” tutur Bambang (36 tahun), warga Lemah Mekar yang mengaku aneh saat naik sepeda motor melihat kabut dan merasakan hawa dingin.
Kemunculan kabut ini mengejutkan sekaligus aneh. Mengingat selama tiga pekan terakhir ini, hawa di pantura Indramayu sangat panas.
Bahkan pada malam hari, masih terasa gerah di dalam ruangan. Hawa panas juga cipidu tidak adanya angin di malam hari.
Untuk hawa panas atau cuaca panas, sebelumnya BMKG mengungkapkan kalau itu pengaruh dari gerak semu matahari yang rutin terjadi antara bulan April sampai Mei.
“Cuaca panas di Indonesia, bukan karena heatwave atau gelombang panas yang sedang menerjang Benua Asia, tapi karena fenomena rutin setiap April dan Mei, yakni gerak semu matahari yang membuat cuaca panas,” tutur Kepala BMKG Bwikorta Karnawati.
Kemunculan kabut pada Senin malam ini juga membingungkan. Sebab daerah pantura Indramayu, justru diprediksi akan mengalami hujan disertai badai petir.
Hujan dan badai petir diprediksi akan terjadi Selasa hingga Sabtu, atau 2 sampai 6 Juni 2023.***