SUARA CIREBON – Jumlah Biksu Budha atau Banthe yang melakukan ritual Thudong, perjalanan spiritual dengan jalan kaki sejauh 2.566 kilometer dari Thailand sampai Candi Borobudur, ternyata awalnya sebanyak 52 orang.
Namun dalam perjalanan spiritual atau Thudong dari Nakhon Si Thammarat, provinsi di Thailand, sekitar 610 km selatan Bangkok, ada 20 Banthe atau Biksu Budha yang menyerah.
Para Banthe (Biksu Budha) itu menyerah karena tidak kuat menghadapi terjangan gelombang panas yang menerjang Thailand dan Malaysia.
“Tadinya kami berangkat 52 Banthe. Tujuan Candi Borobudur. Namun dalam perjalanan, ada 20 Biksu Budha yang menyerah. Tidak kuat menghadapi terjangan gelombang panas di Thailand dan Malaysia,” tutur Banthe Khantadammo, Kamis, 18 Mei 2023.
Setelah memutuskan menjadi Biksu Budha, pria berusia 45 tahun ini berganti nama dan dipanggil Banthe Khantadammo.
Banthe Khantadammo, berasal dari Indonesia. Dari 52 Biksu Budha yang melakukan ritual Thudong, ia merupakan satu-satunya yang berasal dari Kota Cirebon.
Sebelum memutuskan menjadi Biksu Budha,Banthe Khantadammo bernama Wawan. Ia menjalani kehidupan spiritual dengan Agama Budha di Thailand sejak tahun 2016.
“Saya sudah tujuh tahun berada di Thailand. Menjalani kehidupan spiritual sebagai seorang Banthe atau Biksu Budha,” tutur Banthe Khantadammo alias Banthe Wawan.
Banthe Wawan merupakan salah satu dari 32 Biksu Budha yang tetap bertahan menjalani ritual Thudong, dari Thailand menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Banthe Wawan mengungkapkan, 20 rekannya, mundur dari ritual Thudong. Fisiknya tidak kuat dan memilih menyerah karena tidak kuat menahan terjangan gelombang panas.
“Ada 20 Banthe yang menyerah. Tidak melanjutkan perjalanan Thudong,” tutur Banthe Wawan.
Kini, Kamis malam ini, 18 Mei 2023, Banthe Wawan sedang singgah di kampung halamannya di Kota Cirebon. Dia tidak punya rencana ke rumah untuk menengok saudaranya. Karena tidak diperkenankan selama ritual Thudong.
Banthe Wawan mengungkapkan bagaimana beratnya ritual Thudong yang dijalani. Kini mereka sudah menempuh perjalanan sekitar 2000 km. Menuju Candu Borobudur, tinggal sekitar 500 km lagi.
“Hambatan kondisi fisik, terjangan cuaca. Hujan, panas, siang dan malam, angin dan debu. Kami lewati tantangan itu semua,” tutur Banthe Wawan.
Hal yang sangat berat ketika menyusuri Thailand hingga Malaysia. Di dua negara itu, para banthe harus menerjang gelombang panas.
Banthe Wawan juga mengaku darahnya sempat mengucur deras dari hidungnya. Tiba-tiba keluar dan berceceran sepanjang jalan.
“Tiba-tiba mimisan karena cuaca sangat panas. Suhu mencapai 46 derajat celsius. Darah tiba-tiba mengucur deras dari hidung,” tutur Banthe Wawan.
Meski darah bercucuran, Banthe Wawan tidak terpikir untuk menyerah. Begitu juga dengan teman sesama Biksu Budha lain yang memilih tempat bertahan.
“Masuk Singapura dan Indonesia, kendati cuacanya juga panas, namun tidak sepanas gelombang panas di Thailand dan Malaysia,” tutur Banthe wawan.
Banthe Wawan mengaku telah melewati hambatan yang berat. Kini telah sampai di Kota Cirebon. Ia tetap bersemangat untuk bisa menuntaskan Thudong menuju Candi Borobudur.
“Ritual Thudong yang terberat itu tiga hari pertama. Hari keempat dan seterusnya relatif lebih ringan. Hanya hambatannya ialag gelombang panas di Thailand dan Malaysia,” tutur Banthe Wawan.
Kini, Banthe wawan dan 31 Biksu Budha lainnya sudah berada di Kota Cirebon. Rencananya akan singgah selama lima hari di Kota Cirebon dan melaksanakan sejumlah kegiatan peribadatan dan bertemu umat Budha di Kota Cirebon.
Para Banthe atau Biksu Budha juga menyempatkan naik Gunung Ciremai untuk melakukan peribadatan di situs Budha di daerah Palutungan di Kaki Gunung Ciremai, Kuningan.
Di Kota Cirebon, Banthe Wawan dan 31 Biksu Budha lainnya akan singgah sampai tanggal 22 Mei 2023, dan melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur dengan menuju Kota Tegal.***