SUARA CIREBON- Harga telur ayam di Kabupaten Cirebon terus meroket. Kenaikan harga telur ayam tersebut, telah terjadi sejak Idulfitri 2023 kemarin. Saat ini, harga telur ayam di pasaran tembus di angka Rp31.000 per kilogram (kg).
Kondisi tersebut membuat pedagang telur mengelus dada karena omzet terus menurun. Penjual telur di Kios Hanya Telur, Jalan Pangeran Antasari, Desa Kejuden, Kabupaten Cirebon, Try Lestari (35) mengatakan, pada Hari Raya Idulfitri harga ayam telur berada di angka Rp28.000 per kilogram.
Harga tersebut kemudian terus merangkak naik hingga sekarang menembus angka Rp31.000 hingga Rp 32.000 per kilogram.
“Sekarang harganya Rp 31.000, harga tertinggi itu Rp 32.000 dan sampai sekarang belum turun,” kata Try Lestari, Selasa, 23 Mei 2023.
Menurut Try, naiknya harga telur tersebut berdampak pada menurunnya daya beli konsumen. Bahkan, masyarakat juga mengeluhkan kenaikan harga telur tersebut dan lebih memilih jenis lauk lainnya, ketimbang telur.
Menurutnya, masyarakat yang hendak membeli telur kerap menanyakan harga terlebih dahulu. Jika harga masih tetap tinggi, pembeli mengurangi jumlah telur yang akan dibeli.
“Kalau harganya masih tinggi, maka belinya menjadi setengah kilogram dari biasanya dua kilogram. Begitu juga warung-warung yang biasa membeli ke kami, mengurangi jumlah pembeliannya,” kata Try.
Kondisi tersebut membuat dirinya hanya mampu menjual 5 ikat paket telur setiap harinya. Padahal, biasanya ia bisa menjual hingga 30 ikat paket telur dalam satu hari.
“Sekarang hanya bisa menjual 5 ikat paket telur. Jelas, omzet harian kami pun turun sampai 80 persen,” kata Try.
Berdasarkan informasi dari pemilik kandang ayam tempatnya mengambil telur, kenaikan harga terjadi karena banyaknya ayam yang afkir. Hal itu menyebabkan persediaan telur di kandang pun terbatas.
Ia mengaku telah mencoba mencari kandang lainnya, namun kondisinya tetap sama.
“Kita para pedagang telur ini semua terdampak, cerita mereka juga sama. Kami berharap harga telur kembali normal dan stabil,” harapnya.
Hal senada disampaikan pedagang telur lainnya, Opang. Ia juga merasakan turunnya pembeli akibat kenaikan harga tersebut.
Menurut Opang, harga telur terus naik pasca-Idulfitri, dari harga Rp29.000 ke harga sekarang Rp 32.000 per kg.
Ia mengatakan, naiknya harga telur tersebut dikeluhkan oleh para pembeli.
“Konsumen berkurang banyak, biasanya kita bisa menjual 3 kuintal, sekarang 2 kuintal juga sudah bagus. Tapi kita tidak tahu kenapa harganya naik,” tuturnya.***