SUARA CIREBON – Mantan Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, H Sugiarto mengaku miris terhadap konflik yang terjadi diinternal partai ini.
Keprihatinnya ini khususnya berkaitan dengan penomoran bacaleg yang didaftarkan PKB ke KPU Kabupaten Cirebon.
Politsi senior PKB Kabupaten Cirebon yang akrab disapa Jito ini juga menganggap konflik yang tidak berkesudahan ini lantaran pimpinan PKB Kabupaten Cirebon saat ini tidak bisa merangkul pihak-pihak yang bertikai.
Bahkan, Jito menuding Ketua PKB Kabupaten Cirebon, H Jamil Abdul Latief sebagai “boneka” dari kiyai muda yang merasa paling dekat dengan DPP PKB.
“Kepada Ketua Umum PKB , H Abdul Muhaimin Iskandar saja DPC PKB (Kabupaten Cirebon) tidak bisa menghormati saat berkunjung ke Cirebon, apalagi kepada seorang kader partai,” ujar Jito kepada awak media, Selasa, 30 Mei 2023.
Mantan anggota DPRD Kabupaten Cirebon ini juga mengatakan, sebutan “boneka” dari kiyai muda juga santer dibahas diinternal partai.
Bahkan, sambung Jito, peranan kiyai muda yang merasa paling didengar oleh DPP PKB tersebut belum ada bentuk perjuangannya untuk PKB Kabupaten Cirebon.
“DPP PKB harusnya tahu kiyai muda itu enggak bisa disamakan dengan kiai khas Cirebon dulu yang punya peranan penting untuk kemenangan PKB di Kabupaten Cirebon,” katanya.
DPP PKB, menurut Jito, juga harusnya mencari tahu tentang semua permasalahan agar PKB Kabupaten Cirebon tidak hancur. Karena, kunci kemenangan PKB Jawa Barat adalah Kabupaten Cirebon.
“DPC PKB Kabupaten Cirebon ketika Ketua Umum PKB berkunjung ke Cirebon belum lama ini tidak ada penyambutan yang layak untuk menghormati kedatangan orang nomor satu di PKB itu. Buktinya, di sepanjang jalan dari Cirebon sampai lokasi acara tidak ada bendera PKB sama sekali,” katanya.
Sehingga, menurut Jito, penyambutan ini PKB Kabupaten Cirebon tidak tanggap dan tidak menghormati ketua umum sebagai capres PKB.
“Ketum saja tidak dihormati, apalagi kepada kader partai. Pantas saja soal penomoran muncul konflik,” tukasnya.
Untuk itu, dirinya menyayangkan hal tersebut lantaran tidak adanya penghormatan kepada Ketum PKB. Padahal, Pimpinan DPRD Kabupaten Cirebon dari PKB.
“Jika demikian, kader PKB yang jadi pimpinan DPRD tidak ada manfaatnya buat partai,” tegasnya.
Tidak maksimalnya penyambutan Ketum PKB, menurut Jito, sangat fatal bagi PKB, terlebih PKB merupakan partai pemenang pada Pemilu 2019 di Kabupaten Cirebon.
Untuk itu, Jito meminta PKB Kabupaten Cirebon bertindak tegas untuk mengganti pimpinan DPRD Kabupaten Cirebon.
“PKB adalah partai yang menghormati para pendiri partai, kiyai dan para pejuang partai. Tapi di Kabupaten Cirebon kebalikannya, tidak ada namanya penghormatan ke semua itu. Contoh konkretnya masalah penomoran bacaleg, kader-kader baru mampu menyingkirkan incumbent, kader senior dan para keturunan kiyai yang menjadi pejuang atau deklarator PKB,” terangnya.
Kemudian, Jito melanjutkan, Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPC PKB Kabupaten Cirebon dinilai tidak siap, baik secara mental maupun strategi kemenangan.
Jika sudah seperti ini, menurut dia, PKB kultur dimungkinkan bakal melihat kehancuran PKB Kabupaten Cirebon.
“Sebab akan hilang kursi dan suara bisa terjun bebas. Ini siapa yang bertanggung jawab? Kalau DPP dan DPW tidak segera turun dan ambil alih DPC PKB Kabupaten Cirebon,” katanya.
Jito juga menilai, DPC PKB Kabupaten Cirebon sudah kehilangan marwahnya. DPW dan DPP PKB harusnya diminta tidak tutup mata dan tutup telinga terkait yang saat ini terjadi di PKB Kabupaten Cirebon.
“Ini sudah sangat mengkhawatirkan, PKB Kabupaten Cirebon sudah rapuh secara sistem. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, caleg mundur berjamaah, ini menjadi keniscayaan apalagi isu MK kencang soal sistem pemilu tertutup. Ini bisa hancur jika DPC PKB (Kabupaten Cirebon) dan LPP kondisinya seperti ini,” jelasnya.
Seperti diketahui, pascamunculnya statement Ketua Dewan Syuro DPC PKB Kabupaten Cirebon, H Saefullah Amin, banyak komentar di internal partai ini. Mereka menilai, pandangan dewan syuro salah kaprah jika kekisruhan yang selama terjadi bukanlah sebuah konflik.
Unsur PKB Kabupaten Cirebon menjadi bidikan para kader-kader senior PKB. Karena dianggap tidak mampu mengendarai partai. Sehingga muncul kekisruhan yang dipastikan berimbas pada suara partai di pemilu mendatang.***