SUARA CIREBON – Perusahaan Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Jati membutuhkan modal yang tidak sedikit dalam merevitalisasi infrastruktur.
Terkait hal itu, Pemerintah Kabupaten Cirebon didorong mendukung kebutuhan Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Jati melalui penyertaan modal, agar pelayanan terhadap pelanggan dapat terus terjamin.
Hal itu mengemuka, saat rapat kerja antara Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon dengan Perumda Air Minum Tirta Jati, Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD), Bagian Perekonomian, dan Asda Pembangunan dan Perekonomian, Senin, 29 Mei 2023.
“Rapat kerja kali ini terkait revitalisasi infrastruktur PDAM, baik bangunan maupun pipanisasi termasuk pompa di beberapa unit cabang seperti PDAM Losari, Babadan, Kapetakan dan lainnya yang jumlahnya ada lima unit. Yang memang pompanya sudah rusak,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Pandi, usai rapat kerja.
Ia menjelaskan, Perumda Air Minum Tirta Jati sudah sejak 2015 dikasih slot penyertaan modal sebesar Rp20.250.000.000 oleh Pemda, namun belum bisa diambil sampai sekarang. Ketika pihak PDAM membutuhkan penyertaan modal itu, selama tiga tahun berturut-turut pengajuan PDAM selalu didrop oleh Pemda.
“Meskipun kebutuhan PDAM tidak semuanya, hanya Rp6,5 miliar ini sudah termasuk untuk infrastruktur dan pompa di unit unit cabang PDAM,” kata Pandi.
Namun, kata Politisi PKB ini, pihak Bapelitbangda dan BKAD alasannya klasik, bahwa 2023 dan 2024 atas instruksi bupati fokus untuk infrastruktur jalan-jalan di Kabupaten Cirebon yang perlu di perbaiki. Akhirnya, PDAM diminta untuk mencari solusi-solusi lain.
Dan telah disepakati untuk PDAM karena infrastruktur bangunan berupa kantor itu adalah anggarannya mandiri tahun 2022 dan sedang dilaksanakan. Maka yang prioritas pertama untuk 6 pompa yang dibutuhkan senilai Rp1,7 miliar, yang perlu didukung oleh pemda.
“Kami mendorong BKAD dan Bapelitbangda agar kebutuhan PDAM ini segera dipenuhi. Karena terkait dengan pelayanan,” kata Pandi.
Sebab, menurutnya, walaupun tidak menjadi target APBD, tapi kebutuhan PDAM ini merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat. Pelanggan masih butuh pelayanan maksimal dari PDAM terutama soal kebocoran, debit dan kualitas airnya yang mungkin ke depan PDAM ini menjadi potensi APBD Kabupaten Cirebon kalau terus ditingkatkan dan dikembangkan.
Bahkan, kata dia, pelanggan PDAM sekarang sudah masuk di perusahaan-perusahaan. Semua kebutuhan airnya dikover dari PDAM.
“Nah ini adalah potensi peningkatan PAD, maka perlu support anggaran perbaikan mesin-mesin atau pompa-pompa yang bisa mensupport kebutuhan pabrik-pabrik tadi,” ungkapnya.
Sebab, kata dia, kalau tidak sejak dini di-support, mungkin ke depan kebutuhan air di perusahaan-perusahaan bisa diambil perusahaan asing yang menyediakan air minum.
Karena mereka bisa saja menguasai secara bebas, dengan manajemen perusahaan yang dimiliki, apalagi belum diatur regulasinya.
“Maka sebelum perusahaan perusahaan asing penyedia air air minum ini masuk ke Kabupaten Cirebon, kita sejak dini perbaiki kualitas dan mesin mesin maupun peralatannya agar pelanggan tidak lari dari PDAM,” pungkasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.