SUARA CIREBON – Masyarakat di Kabupaten Cirebon memiliki tradisi unik setiap musim haji yakni.
Tradisi tersebut yakni, warga yang sedang pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji memberikan tanda dengan meletakkan gentong berisi air minum di depan rumah.
Hingga kini, tradisi itu masih dilakukan di sejumlah desa, salah satunya masyarakat Warga Desa Suranenggala Kidul, Kecamatan Suranenggala.
Di Desa Suranenggala Kidul tersebut, karabat yang ditinggalkan warga yang tengah beribadah haji, menaruh gentong berisi air lengkap dengan gelasnya.
Tradisi yang sudah ada sejak puluhan tahunan silam itu, diyakini masyarakat dapat memberikan ketenangan dan menghilangkan rasa dahaga bagi jemaah yang tengah berada di tanah suci yang memiliki suhu dan udara yang panas.
“Air dalam gentong ini boleh diminum oleh siapa pun warga yang melintas. Yang meminum berharap berkah dan bisa mengikuti jejak pemilik rumah yang berangkat ke tanah suci,” kata Rawisi, warga Desa Suranenggala Kidul yang kerabatnya tengah berangkat haji tahun ini, Minggu, 4 Juni 2023.
Ia menuturkan, kerabatnya, Tanuiri (60) dan suaminya, telah mendaftar untuk beribadah haji pada tahun 2012 lalu. Namun, karena sang suami meninggal dunia pada tahun 2018 lalu, Tanuiri terpaksa berangkat seorang diri.
“Kami sebagai kerabat yang bertugas menyiapkan gentong air ini berserta gelasnya. Isinya kita ganti setiap hari. Gelasnya sekali pakai, jadi aman bagi siapapun yang meminumnya,” ujarnya.
Terpisah, warga setempat lainnya, Kadidi menuturkan, tradisi ini yang sudah berlangsung selama puluhan tahun sebagai pertanda sang pemilik rumah tengah beribadah haji, hingga kini masih dipertahankan.
Menurutnya, selain menaruh gentong, pihak keluarga setiap malam rutin mengelar yasinan. Yasinan itu diikuti tetangga dan kerabat warga yang tengah berhaji.
“Tradisi ini selain bentuk sedekah, juga mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa agar ibadah haji berjalan baik dan mabrur hingga kembali ke tanah air,” ujar Kadidi.
Terpisah, Kuwu Suranenggala Kidul, Narisa menjelaskan, tradisi gentong haji ini sudah turun temurun dan salah satu tradisi yang saat ini masih terjaga dengan baik di desa setempat.
“Tujuannya agar perjalanan lancar, di tanah suci merasa nyaman, khusyuk beribadah,” kata Narisa.
Saat ini, dikatakan Narisa, perjalanan ke tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima ini bisa lebih cepat dibanding dulu.
“Gentong haji yang diletakkan di depan halaman rumah jemaah haji untuk menunjukkan bahwa salah satu keluarga sedang berangkat melaksanakan rukun Islam ke lima yakni ibadah haji,” jelasnya.
Selain itu, disampaikan Narisa, tradisi gentong haji ini juga bertujuan untuk bersedekah dan mencari berkah.
“Air gentong itu untuk siapa saja, dengan harapan orang yang meminum mendoakan. Sehingga insya Allah doa itu sampai kesana. Minta keridhoan doanya sehingga bisa melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan mabrur,” ujarnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.