SUARA CIREBON – Kasus lumpy skin disease (LSD) atau yang popular disebut penyakit lato-lato di Kabupaten Cirebon jumlahnya terus bertambah.
Penyakit yang menyerang hewan ternak sapi dan kerbau ini sudah menyebar di 82 desa dan 32 kecamatan di Kabupaten Cirebon. Hingga 4 Juni 2023, total kasus LSD atau lato-lato di Kabupaten Cirebon mencapai 451 ekor.
Namun, di mata peternak sapi, penyakit tersebut dinilai tidak terlalu membahayakan jika dibandingkan dengan penyakit mulut dan kuku (PMK).
Hal itu seperti dikemukakan peternak sapi asal Desa Wargabinangun, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, Syahril terkait pengalaman salah seekor sapi miliknya terjangkit lato-lato tersebut.
Menurut Syahril, penyakit LSD yang mewabah di Kabupaten Cirebon ini, juga menjangkiti salah satu sapi miliknya.
Namun, saat ini kondisinya sudah membaik setelah dilaporkan ke Dinas Pertanian (Distan) kemudian disuntik vaksin.
“Sejak dua bulan lalu ketika sapi yang akhirnya terpapar LSD ini datang, saya sudah melihat kondisinya memang tidak sehat. Lalu disuntik pihak Distan dan sekarang kondisinya sudah baik, tinggal bekasnya saja, kulitnya ada totol hitam,” jelas Syahril saat ditemui suaracirebon.com pada Selasa, 6 Juni 2023.
Selain divaksin, ia juga rajin menjejali puluhan sapinya dengan ramuan herbal yang dibuat sendiri dengan tujuan untuk memperkuat imun sapi baik dari penyakit LSD maupun PMK.
Meskipun penyakit LSD tengah mewabah, namun hal itu tidak terlalu membuat dirinya khawatir. Hal itu berbeda dengan PMK yang dampak paling parahnya bisa menyebabkan sapi mati.
Menurutnya, dari 10 sapi yang miliknya, tidak semuanya berasal dari Jawa Tengah atau Jawa Timur. Bahkan, sebagian besar sapi-sapinya itu didatangkan dari wilayah Indramayu yang ia nilai lebih kuat terhadap serangan penyakit-penyakit tersebut.
Sesuai data dari Distan Kabupaten Cirebon, dari 451 ekor sapi di 82 desa yang terpapar LSD, sebanyak 5 kasus berada di Desa Wargabinangun. Dimana, salah satu kasusnya adalah sapi milik Syahril.
Sekretaris Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, drh Encus Suswaningsih mengatakan, dari 451 ekor hewan yang terpapar LSD itu, sebanyak 1 ekor dipotong paksa, 423 ekor masih sakit, 27 ekor sudah sembuh dan tidak ada yang mati.
Distan mencatat, mulanya pada tanggal 7 Maret kasus LSD hanya sebanyak 83 ekor. Penyakit yang lebih banyak menjangkiti hewan ternak sapi ini mulai merebak di Kabupaten Cirebon sejak akhir tahun 2022.
Kemudian pada 14 Maret 2023 jumlahnya bertambah menjadi 111 ekor. Penambahan kasus dalam satu minggu di bulan tersebut cukup signifikan. Hingga Selasa, 11 April 2023 jumlahnya kembali bertambah, dari 111 menjadi 342 ekor.
Saat itu, ratusan ekor sapi yang terpapar LSD ini menyebar ke 28 kecamatan dan 74 desa di Kabupaten Cirebon. Penyakit tersebut menyerang 341 ekor sapi potong dan 1 ekor sapi perah.
Upaya proteksi yang dilakukan pihaknya adalah dengan cara melakukan vaksinasi. Selain itu, juga dilakukan upaya pengobatan dan penyemprotan kandang sapi dengan cairan disinfektan.
Diakuinya, Distan kesulitan menekan penyebaran LSD lantaran proses distribusi sapi dari luar kota melalui jalan tol. Sementara pos pemeriksaan atau cek poin berada di jalur arteri, yakni di wilayah Losari.
“Masyarakat tidak perlu panik karena daging dari sapi yang terkena LSD masih bisa dikonsumsi. Penyakit ini hanya menempel di kulit, daging bisa dimakan, tidak seperti PMK,” kata Encus.
Ia mengatakan, LSD merupakan penyakit kulit infeksius disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae.
Virus tersebut umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Penularan LSD melalui kontak dengan lesi kulit dan melalui nyamuk yang menghisap darah atau lalat.
“Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine. Di Kabupaten Cirebon penularan awalnya dari Jateng,” paparnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.