SUARA CIREBON – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Cirebon sempat mengalami penurunan. Namun menjelang Hari Raya Iduladha atau hari raya kurban ini jumlah kasus PMK kembali merangkak naik.
Data yang berhasil dihimpun Suara Cirebon, hingga 4 Juni 2023 kemarin, jumlah sapi yang masih menderita PMK hanya 18 ekor. Sementara yang sudah sembuh ada 84 ekor dan yang mati 2 ekor serta dipotong paksa 3 ekor.
Hewan ternak yang terserang PMK kasus tersebut tersebar di delapan desa dari sebelumnya 19 desa di 16 kecamatan. Delapan desa yang masih bergejala PMK itu yakni, Desa Jatimerta Kecamatan Gunungjati sebanyak 1 ekor, Desa Kamarang Kecamatan Greged, 2 ekor, Desa Karangwangi Kecamatan Depok 3 ekor.
Selanjutnya, Desa Kempek Kecamatan Gempol 1 ekor, Desa Lurah Kecamatan Plumbon 1 ekor, Desa Arjawinangun, Kecamatan Arjawinangun 6 ekor, Desa Klangenan Kecamatan Klangenan 1 ekor dan Desa Panggangsari Kecamatan Losari 3 ekor.
Sub koordinator penanggulangan penyakit dan pengawasan obat hewan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Tuti Susilawati mengatakan, kasus PMK di Kabupaten Cirebon kini kembali naik menjelang hari raya kurban.
Tuti mengatakan, jumlah kasus PMK di Kabupaten saat ini sebanyak 34 kasus dan tersebar di sembilan desa. Dari jumlah kasus tersebut, 3 ekor di antaranya dipotong paksa.
“Jumlah kasus semula turun kini mulai naik lagi jelang Iduladha ini. Tapi dibandingkan dengan tahun 2022 memang ada penurunan,” kata Tuti, Kamis, 8 Juni 2023.
Menurut Tuti, peningkatan jumlah kasus PMK terjadi akibat lalu lintas hewan kurban yang mulai ramai menjelang Iduladha.
Upaya yang dilakukan Distan dalam menekan angka PMK adalah dengan pemberian vaksin. Tuti menyebut, tahun ini Distan menargetkan vaksinasi PMK sebanyak 3.800.
“Tapi pemberian vaksin ini masih terkendala karena kita mengandalkan dari provinsi. Dan provinsinya juga dari pusat,” terangnya.
Selain itu, pencegahan juga dilakukan dengan melakukan cek poin untuk setiap sapi atau kerbau yang masuk ke Kabupaten Cirebon.
“Kita ada cek poin milik provinsi yang ada di Losari. Mayoritas sapi ini dari Jawa Tengah,” ungkapnya.
Hanya saja, upaya cek poin juga tidak bisa dilakukan maksimal lanyataran sapi-sapi yang masuk ke Kabupaten Cirebon ini tidak sedikit yang lewat jalan tol.***