SUARA CIREBON – Masih viral sampai, Jumat, 9 Juni 2023, di berbagai grup WhatsApp (Grup WA), video seorang jemaah calon haji (calhaj) asal Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang minta turun dari pesawat terbang.
Calon haji itu seorang kakek, belakangan diketahui bernama Juhani, berusia 95 tahun, tercatat sebagai yang tertua di rombongan jemaah calon haji Majalengka.
Dalam video berdurasi 30 detik, terlihat berjalan di dalam pesawat. Juhani yang asal Desa Batujaya, Kecamatan Cigasong, Majalengka menemui seorang pramugari.
Tidak jelas apa yang dikatakan Juhani kepada sang pramugari cantik. Telrihat sang pramugari bertanya dan memintanya duduk kembali di pesawat Saudi Airline pembawa calon haji kloter I Majalengka itu.
Dalam video yang beredar, terlihat ada jemaah haji lain yang menjelaskan ke sang pramugari soal kakek Juhani yang meminta turun dari pesawat.
Alasannya membuat sang pramugari dan seluruh jemaah calon haji Majalengka di dalam pesawat tertawa. Ternyata Juhani ingin turun dari pesawat karena ingin memberi makan ayamnya.
Terlihat sang pramugariu tertawa begitu menerima penjelasan alasan kakek Juhani ingin turun dari pesawat. Juhani tidak tahu kalau saat itu, seperti disampaikan sang pramugari, pesawat masih di langit.
Dengan ramah, sang pramugari menjelaskan kalau pesawatnya masih di udara. Dijelaskan, berada di atas langit Madinah dan sebentar lagi akan turun.
Di ujung video yang viral itu, kakek Juhani sempat berfoto dengan sang pramugari Saudi Airlines yang cantik itu.
Cerita Juhani ingin turun dari pesawat terbang karena lupa belum memberi makan ayam menjadi viral dalam beberapa hari terakhir.
Juhani, seorang jemaah calon haji asal Desa Batujaya, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Tercatat sebagai calon haji tertua dari Majalengka, Jawa Barat.
Juhani tergabung pada Kloter I yang terbang ke Arab Saudi dari Bandara Kertajati pada Minggu, 28 Mei 2023.
Juhani tercatat dalam sejarah sebagai rombongan calon haji pertama yang diberangkatkan dari Bandara Kertajati.
Anak pertama Juhani, Siti Nariah, sudah berusia 67 tahun. Menurutnya, Juhani berusia 97 tahun, namun di paspor tercatat 95 tahun.
Juhani berangkat haji sendirian, tidak ada anak atau keluarganya yang ikut. Ia menjual sawahnya untuk menggapai cita-cita ke Tanah Suci setelah hidup sendiri.
Istrinya telah lama meninggal dunia. Menurut Diti Nariah, ayahnya sebenarnya sudah tidak punya ayam. Sehari-hari hanya diam di rumah dan fokus beribadah karena usia sudah hampir satu abad.
“Mungkin ayah saya ingat masa mudanya,” tutur Sini Nariah.
Diceritakan, Juhani muda memang memelihara banyak ayam dan kambing. Selain ke sawah dan kebun, sehari-hari aktifitasnya memberi makan ayam dan kambingnya.
“Mungkin saat di pesawat, tiba-tiba ia ingat masa mudanya saat masih memelihara ayam dan kambing,” tutur Siti Nariah.
Kekinian, Juhani sudah di Tanah Suci. Ia ikut bersama rombongan menunaikan ibadah haji yang diimpikan sejak masih muda.
Tim Pemandu Haji Daerah Ust Yuyud Aspiyudin, mendampingi Juhani selama di Tanah Suci. Bahkan Yuyud selalu mengabadikan selama Juhani di Tanah Suci.
“Alhamdulillah, meski sudah sepuh, aki sehat. Kita dampingi. Kita semua berdoa, aki selalu sehat selama di Tanah Suci,” tutur Yuyud.***