SUARA CIREBON – Sudah pernah langsung bertemu Ketua Umum DPP Nasdem, Surya Paloh, ternyata tidak memperoleh solusi.
Ketua DPD Partai Nasdem Indramayu, Hussein Ibrahim, kecewa berat dan memenuhi janjinya membubarkan DPD Nasdem Indramayu.
Ibrahim langsung mengumpulkan ratusan kader dan pengurus Nasdem, dari tingkat DPD, kecamatan sampai desa di Indramayu, lalu melakukan mundur massal.
Ratusan kader Nasdem melepaskan jaket Nasdem, mencopoti seluruh atribut dan bendera dan mencopoit stiker yang terpasang di mobil partai.
Ibrahim juga menutup kompleks rumahnya yang selama ini digunakan sebagai Kantor DPD Nasdem Indramayu di Jln Raya Pantura di Losarang, untuk kegiatan Nasdem.
Memenuhi janjinya, Ibrahim membubarkan DPD Nasdem Indramayu, mundur massal dan menyatakan bergabung dengan Perindo.
“Kami mundur, membubarkan DPD Nasdem dan gabung ke Perindo,” tutur Ibrahim.
Pada kesempatan itu, Ibrahim juga mengungkapkan kekecewaannya karena diminta mahar Rp.3,5 miliar untuk bisa mendapatkan nomor urut 2 dalam daftar calon legislatif (caleg).
Seperti diketahui, kecewa dengan putusan partai, ratusan kader Partai Nasdem Indramayu menyatakan mundur masal dan ramai-ramai dan pindah ke Perindo.
Tak hanya mundur massal, kader Nasdem Indramayu juga membubarkan kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Nasdem Indramayu.
Aksi mundur massal ini dilakukan Ketua DPD Nasdem Indramayu, Yosep Hussein Ibrahim beserta ratusan kader di tingkat pengurus DPD, kecamatan maupun desa.
“Kami mundur massal. Dan menyatakan pindah ke Perindo,” tutur Hussein Ibrahim pada Senin, 12 Juni 2023 di kompleks perumahan yang selama ini menjadi pusat kegiatan Partai Nasdem Indramayu di Jln Raya Losarang.
Hussein Ibrahim mengaku kecewa dengan Partai Nasdem. Ia mengaku Nasdem tidak sesuai dengan komitmen awal, terutama dalam alokasi nomor untuk calon legislatif (caleg).
Hussein Ibrahim mengungkapkan, dirinya bakal ditempatkan di nomor kursi nomor 3. Padahal, sebelumnya ada komitmen untuk menempatkan dirinya di nomor 1 untuk caleg DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar 8 meliputi Kabupaten Indramayu, Kota dan kabupaten Cirebon.
Setelah protes keras, Hussein Ibrahim mengaku telah ditawari oleh DPP Nasdem di nomor 2, namun diminta mahar Rp.3,5 milar.
“Ini yang membuat kecewa. Katanya Nasdem itu gerakan perubahan, perubahan yang bagaimana. Katanya anti mahar, kenyataannya saya diminta mahar 3,5 miliar,” ungkap Hussein Ibrahim.
Hussein Ibrahim juga mengaku sangat kecewa setelah pimpinan Nasdem di kepengurusan pusat malah terlibat korupsi dengan nilai sangat besar.
“Bagaimana bicara gerakan perubahan, kalau yang diatas terlibat korupsi sangat besar,” tutur Husein Ibrahim.
Kasus Husein Ibrahim sebenarnya sudah muncul sejak ia menerima bocoran dirinya akan ditempatkan di nomor urut 3.
Ibrahim protes keras. Ia lalu membuat surat terbuka mengenai kekecewaannya. Dalam surat itu, ia mengancam akan membubarkan DPD nasdem dan mundur.
Munculnya surat terbuka tersebut membuat DPP Nasdem memanggil Husein Ibrahim untuk bertemu langsung Ketua DPP Nasdem, Surya Paloh.
Beredar foto saat Ibrahim bertemu dengan Surya Paloh untuk membahas soal kekecewannya karena tidak ditaruh di nomor 1 untuk caleg DPR RI Dapil Jabar 8.
Tidak dijelaskan apa hasil Husein Ibrahiim bertemu Surya Paloh. Namun tiba-tiba Husein Ibrahim dan ratusan kader Nasdem membubarkan diri sebagai pengurus DPD Nasdem Indramayu dan mundur massal.
Husein Ibrahim sepertinya tidak menemukan solusi terbaik buat dirinya meski telah bertemu Ketum Nasdem Surya Paloh.***