SUARA CIREBON – Gempa yang mengguncang pantura Cirebon pada kamis pagi, 15 Juni 2023, ternyata masuk kategori gempa sangat dangkal.
Pusat gempa di pantura Cirebon, berada di kedalaman 5 dan 7 kilometer. Lebih dangkal dari gempa yang meluluhlantakan Kabupaten Cianjur pada tahun 2022 lalu yang berada di kedalaman 10 km.
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memberikan penjelasan mengenai gempa di pantura Cirebon yang membuat warga panik.
Catatan BMKG, terjadi gempa dua kali dalam rentang waktu satu jam pada Kamis pagi di pantura Cirebon. Gempa pertama pukul 06.20 WIB, berkekuatan Magnitudo atau M 2,9.
Lantas kembali terjadi gempa susulan di lokasi berdekatan di pantura Cirebon pada pukul 07.255 WIB. Gempa susulan kali ini justru lebih besar, berkekuatan M 3,2.
Kedua gempa itu, berlokasi di sebelah timur Kota Cirebon. Berjarak sekitar 11 km. Lebih tepatnya mengguncang wilayah timur Kabupaten Cirebon.
Gempa dirasakan warga di sejumlah kecamatan di wilayah timur Cirebon. Diantaranya Kecamatan Mundu, Kanci, Astanajapura, Pangenan hingga Lemahabang dan Gebang.
Laporan BMKG, getaran gempa juga dirasakan di wilayah Kota Cirebon dan terbentang ke barat sampai Palimanan dan perbatasan dengan Majalengka.
Dari catatan permodelan BMKG, kedua gempa berpusat di darat. Gempa pertama lebih ke selatan, sedangkan gempa susulan atau kedua, pusatnya lebih ke utara di pesisir pantai.
BMKG mencatat, gempa pertama, berkekuatan M 2,9 pada koordinat 66,78 Lintang selata (LS) dan 108.62 Bujur Timur (BT).
Kedalamannya, hanya 5 km. Sedangkan gempa susulan, atau kedua, di kedalaman 7 km, masih sekitar 11 timur atau tenggara Kota Cirebon.
Gempa susulan atau kedua, berkekuatan lebih besar, M 3,2. Terletak pada titik koordinat 6,79 LS dan 108,62 BT.
“Melihat episenter dan kedalaman hiposenter, ini kategori gempa dangkal,” tutur Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto.
BMKG menganalisa, dua kali gempa yang mengguncang pantura Cirebon, akibat adanya pergerakan atau aktifitas sesar lokal.
“Ada pergerakan atau aktifitas sesar lokal,” tutur Hartanto.
BMKG juga mengungkapkan dampak akibat gempa di pantura Cirebon.
Pada peta tingkat guncangan (Shakemap) gempa dirasakan di wilayah Kota Cirebon dengan Skala Intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Di Palimanan dengan Skala Intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
BMKG sejauh ini belum menerima laporan adanya korban atau kerusakan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon berusaha mendata jika terjadi kerusakan atau korban.
Sampai Kamis sore, tidak lagi muncul gempa susulan. Namun BMKG menghimbau warga tetap waspada, meskipun tidak perlu panik.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.