SUARA CIREBON – Volume sampah di TPA Gunung Santri saat ini sudah menembus lebih dari 75.000 ton. Diprediksi, TPA tersebut hanya mampu menampung sampah selama 2 tahun lagi, yaitu tepatnya hingga tahun 2025 mendatang.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Agus Muklis mengatakan, produksi sampah di Kabupaten Cirebon terus meningkat.
Kondisi tersebut, kata dia, ditengarai membuat TPA Gunung Santri over kapasitas pada 2025 nanti.
Menurut Agus, upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan over kapasitas di TPA tersebut yakni dengan cara intervensi teknologi.
Saat ini Pemerintah Daerah (Pemda) tengah melakukan pengolahan sampah yang masuk ke TPA bisa diolah menjadi bahan daur ulang, sehingga mampu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.
“Ada PT Reciki yang dalam waktu dekat segera melakukan intervensi dengan cara mengolah sampah menjadi bahan baku pengganti batu bara,” kata Agus, Selasa, 20 Juni 2023.
Selain itu, Pemkab Cirebon juga meminta pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional di wilayah Kabupaten Cirebon segera dibangun.
Keberadaan TPPAS tersebut nantinya bisa mengurangi beban Tempat Penampungan Akhir (TPA) Gunung Santri di Kecamatan Palimanan.
Berdasarkan rencana, TPPAS Regional bakal dibangun di wilayah Desa Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin, Desa Cupang dan Desa Walahar, Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon.
Fasilitas tersebut akan menampung sampah dari wilayah Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan (Ciayumajakuning).
Ia menyebut, konsep pengelolaan sampah TPPAS Regional dengan teknologi mechanical and biological treatment (MBT) luasnya mencapai 52 hektare.
Hasil dari pengelolaan sampah yang ditampung dari wilayah Ciayumajakuning itu nantinya diolah menjadi refuse derived fuel (RDF) yang menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
Rencana kapasitas pengolahannya yakni 1.000 ton per hari dan dapat ditingkatkan menjadi 1.500 ton per hari. Kapasitas produksi RDF kurang lebih 350 ton per hari.***