SUARA CIREBON – Sebanyak 31 sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Cirebon akan dilakukan merger terhitung awal Juli tahun 2023 ini.
Keputusan melakukan merger pada 31 SDN yang tersebar di 19 kecamatan itu terpaksa dilakukan, karena sekolah-sekolah tersebut kerap kekurangan murid.
Hal itu dikemukakan, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Ade Kandar terkait langkah yang diambil Disdik dalam menangani banyaknya SDN yang kekurangan murid.
Menurut Ade Kandar, SDN yang akan dimarger oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon berada di Kecamatan Babakan, Ciledug, Gegesik, Greged, Karangsambung, Karangwareng, Lamahabang, Losari, Mundu, Pabuaran, Palimanan, Pengenan, Panguragan, Plered, Sumber Suranenggala, Talun, Tengahtani dan Kecamatan Weru.
“Sepanjang tahun 2022 hingga Juni 2023, Disdik sudah melakukan marger pada 56 SDN. Untuk awal bulan Juli 2023 ini, ada sekitar 31 titik SDN yang akan dimarger. Sekolah-sekolah tersebut tersebar di 19 kecamatan termasuk Kecamatan Sumber,” kata Ade Kandar, Senin, 26 Juni 2023.
Total SDN yang akan dimarger oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon, menurut Ade, ada sekitar 113 sekolah. Merger akan dilaksanakan sebanyak empat tahap, dimana pada tahap akhir nanti akan dilakukan marger di 26 titik SDN.
“Pada tahap 1 ada 5 titik, tahap 2 ada 51 titik dan tahap 3 ini ada 31 titik sedangkan sisanya yakni 26 titik maksimal dilaksanakan pada bulan Desember 2023 ini,” katanya.
Sebelumnya Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, H Ronianto, mengatakan, dari total 215 SD di Kabupaten Cirebon, sebanyak 25 SD bakal dilakukan merger. Dengan dilakukan merger, kata Ronianto, nantinya jumlah SD menjadi 109 SD. Merger dilakukan terhadap sekolah yang jumlah muridnya di bawah 20 anak di tiap kelasnya.
“Tapi bisa saja nanti bertambah, karena proses penerimaan siswa baru masih berlangsung. Kalau untuk SMP sih aman, kuotanya sudah ideal,” ujar Ronianto.
Ia menjelaskan, merger sejumlah SD tersebut memang menjadi solusi agar ke depan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) bisa berkesinambungan di tiap sekolah. Sehingga, efektivitas baik dari sisi tenaga pengajar dan sarana penunjang bisa ideal.
Selain itu, karena jika jumlah murid kurang maka akan berimbas pada minimnya biaya operasional. Karena salah satu sumber anggaran SD berasal dari Biaya Operasional Sekolah (BOS).
“Merger sekolah dilakukan pada satu hamparan. Biasanya terdapat di desa yang memiliki lebih dari satu SD. Idealnya satu SD memiliki 100 murid dan jika dibagi 6 rata-rata 20 murid per kelas,” terang Roni.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.