SUARA CIREBON – Ketua Aisyiyah terpilih Kabupaten Cirebon periode 2022-2023, Aisah menegaskan, penanganan stunting masih menjadi isu utama organisasi yang dipimpinnya.
Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Cirebon, lanjut Aisah, memiliki semangat yang sama dengan pemerintah dalam menekan angka stunting, salah satunya dengan memasukkan materi stunting dalam pengajian Aisyiyah.
“Dalam setiap pengajian yang digelar secara rutin di cabang dan ranting Aisyiyah, kami telah berpesan kepada pemateri untuk menyisipkan bahasan tentang pentingnya pemberikan pemahaman pencegahan stunting,” kata Aisah kepada Suara Cirebon, Kamis, 27 Juli 2023.
Selain menyasar anggota Aisyiyah, dalam pencegahan stunting di Kabupaten Cirebon, pihaknya juga bakal menggandeng organisasi remaja putri Muhammadiyah yang tergabung dalam Nasyiatul Aisyiyah (NA).
“Karena anggota NA isinya para pemudi yang rata-rata para calon pengantin dan ibu-ibu muda. Mereka ini tentu sasaran nyata kita dalam persoalan stunting ini. Pemahaman tentang stunting, gizi seimbang dan pola hidup sehat, selain untuk anggota NA juga agar bisa ditularkan di masyarakat,” tegasnya.
Aisah mengatakan, penanganan stunting juga akan menjadi salah satu bahasan bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon dan DPRD, sebagai salah satu aspirasi yang akan diperjuangkan Aisyiyah dalam waktu dekat.
“Kami Aisyiyah Kabupaten Cirebon siap bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam upaya menekan stunting hingga zero persen di tahun-tahun mendatang,” tandasnya.
Untuk diketahui, pemberantasan stunting menjadi fokus utama Aisyiyah Jawa Barat. Aisyiyah Jawa Barat bahkan telah memiliki program khusus dalam penanganan stunting.
Hal itu karena, angka stunting di Jabar masih tergolong tinggi yakni 20 persen. Hal itu bahkan diakui Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Kendati demikian, Jabar termasuk provinsi tercepat dalam menurunkan angka stunting sebesar 4 persen.
Stunting merupakan persoalan gizi kronis akibat kurangnya asupan dalam jangka waktu panjang hingga menyebabkan pertumbuhan pada anak itu, menjadi persoalan krusial yang tengah dihadapi pemerintah saat ini.
Semua ikut terlibat dalam penanganannya. Mengingat, angkanya cukup signifikan. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan pada tahun 2022 lalu, Jawa Barat menempati urutan ke 22 tingkat nasional, yang prevalensi stuntingnya diangka 20,2 persen. Artinya, angka stuntingnya cukup tinggi.
Makanya, Aisyiyah yang merupakan persyarikatan Muhammadiyah pun memberikan konsentrasi khusus, turut serta terlibat dalam penanganan stunting. Itu disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Barat, Dra Hj Muthiah Umar MSi.
Menurut dia, angka stunting yang masih terbilang tinggi itu, menjadi isu yang terus dikumandangkan dalam setiap perhelatan. Seperti Musyawarah Daerah (Musyda) ke-3 Asiyiyah Kabupaten Cirebon di UMC, belum lama ini.
Tak hanya stunting, persoalan kesehatan masyarakat lainnya pun menjadi bahasan untuk bisa dicarikan solusi agar diekspresikan dalam program kerja kedepan.
“Persoalan kurang gizi dan persoalan lainnya yang sifatnya degeneratif menjadi konsen Aisyiyah. Juga terkait persoalan perekonomian. Kami memiliki komitmen dan terus memikirkannya,” kata Mutiah.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.