SUARA CIREBON – Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sedikitnya ada lebih dari 81.000 jiwa masyarakat Kabupaten Cirebon masuk dalam kategori miskin ekstrem.
Dengan jumlah tersebut, Kabupaten Cirebon menjadi daerah dengan angka kemiskinan ekstrem tertinggi dari 27 kota/kabupaten di Jawa Barat.
Hal itu dikatakan, Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih, saat melakukan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Penanggulangan Kemiskinan di Desa, di pendopo kantor Kecamatan Lemahabang, Selasa, 26 September 2023.
Wabup yang akrab disapa Bunda Ayu tersebut, menyampaikan, monitoring dilakukan dalam upaya Pemkab Cirebon menekan angka kemiskinan ektrem di wilayahnya.
Ayu menjelaskan, kemiskinan ektrem di Kabupaten Cirebon didominasi masyarakat yang pendapatan atau pengeluarannya per harinya sekitar Rp10.000.
Kategori miskin ektrem lainnya, lanjut Ayu, adalah lansia, ODGJ, anak yatim piatu di bawah umur, dan penyandang disabilitas yang tidak bisa bekerja.
Selain itu, mereka yang tidak memiliki administrasi kependudukan (Adminduk) sehingga tidak pernah mendapat berbagai bantuan.
“Makanya kami lakukan monitoring dan validasi di Kecamatan Lemahabang ini, untuk menginventarisir data kemiskinan maupun permasalahan, salah satunya terkait Adminduk,” kata Ayu.
Ayu menyebut, berdasarkan data, angka kemiskinan ekstrem di Kecamatan Lemahabang masih cukup tinggi.
Sedikitnya ada sebanyak 3.830 jiwa warga Kecamatan Lemahabang yang masuk kategori miskin ekstrem, dan berada di urutan ketiga tertinggi di Kabupaten Cirebon
Angka kemiskinan eketrem tertinggi di Kabupaten Cirebon, lanjut Ayu, terdapat di Kecamatan Greged dengan jumlah mencapai sekitar 4 ribu jiwa, kemudian disusul Kecamatan Depok berada di urutan kedua.
“Maka dari itu, kami mendorong kuwu khususnya di Kecamatan Lemahabang ini untuk lebih proaktif, sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan ekstrem di wilayahnya,” harap Ayu.
Menurut Ayu, Pemkab Cirebon terus berupaya agar angka kemiskinan ekstrem bisa menurun, salah satunya dengan menurunkan biaya pengeluaran, meningkatkan pendapatan, dan mengintervensi kantong kantong kemiskinan di daerah.
Selain itu bagi masyarakat miskin ekstrem yang masih produktif, nantinya akan diberikan pelatihan sesuai dengan minat dan bakat, sehingga mereka tidak sekadar berharap bantuan dari pemerintah.
“Dengan harapan di tahun 2024 Kabupaten menjadi zero kemiskinan ekstrem, sesuai dengan yang diinstruksikan oleh Bapak Jokowi Widodo,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekmat Lemahabang, Martin Bhutto, menyampaikan, jumlah warga miskin ekstrem di Kecamatan Lemahabang yang dikemukakan Wabup Ayu merupakan data lama.
Pihaknya, saat ini masih terus berupaya melakukan verifikasi data dan permasalahan di masing masing-masing desa, dengan harapan nantinya mendapatkan data yang benar-benar valid.
Dirinya mendorong pemerintah desa untuk memperbanyak kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bersumber dari Dana Desa (DD) agar keluarga miskin ekstrem bisa menurun.
“Kami berharap upaya tersebut dapat menurunkan angka kemiskinan ekstrem maupun angka stunting di wilayah Kecamatan Lemahabang,” katanya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.