SUARA CIREBON – Korban kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Suniyani (38) kini masih menetap sementara di rumah milik nenek dari Kuwu Gegesik Kulon, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.
Meski secara administrasi kependudukan Suniyani masih tercatat sebagai penduduk Desa Gegesik Kidul, namun ia lebih memilih tinggal sementara di rumah tersebut, karena merasa terjamin keamanannya.
Kuwu Gegesik Kulon, Gatot Sutrisno membenarkan, korban KDRT tersebut sampai saat ini masih tinggal di rumah kosong yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya. Rumah kosong tersebut adalah rumah nenek sang kuwu sendiri.
Menurut Kuwu Gatot, korban KDRT sudah menempati rumah tersebut sejak peristiwa kebakaran rumah yang diduga dibakar oleh suaminya sendiri, pada Sabtu, 18 November 2023 malam.
“Kami hanya menyediakan tempat saja, kalau untuk kebutuhan sehari-hari sih dari keluarganya,” ujar Gatot, Rabu, 22 November 2023.
Ia mengaku merasa tergerak hatinya untuk membantu korban, karena dari sisi kemanusiaan korban memang harus dibantu. Terlebih, suami korban dikenal masyarakat setempat sebagai preman kampung yang kerap berulah hingga membuat resah masyarakat.
“Sebenarnya dia kan warga Gegesik Kidul, cuma karena rumahnya ada di wilayah desa kami, maka secara kemanusiaan kami pun harus bertanggung jawab,” kata Gatot.
Jika ada pihak terkait yang siap memberikan perlindungan kepada korban, lanjut dia, korban pun siap ditempatkan sesuai arahan pihak yang akan memberikan perlindungan.
Diberitakan sebelumnya, kasus kebakaran rumah di Blok 3, RT 01, RW 06, Desa Gegesik Kulon, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, resmi dilaporkan pemilik rumah, Suniyani (38) ke Polsek Gegesik, Selasa, 21 November 2023.
Pelaporan dilakukan, karena rumah tersebut diduga kuat dibakar oleh HD alias TL (39) yang tak lain adalah suami Suniyani sendiri.
Selain melaporkan dugaan pembakaran rumah, Suniyani juga melaporkan dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan terhadap dirinya.
Ia menuturkan, terduga pelaku pembakaran merupakan suaminya yang kedua. Bersama suami keduanya ini, ia tidak dikaruniai anak.
“Jadi rumah itu milik saya,” ujar Suniyani.
Menurutnya, pertengkaran antara dirinya dengan suaminya hingga berujung pada pembakaran rumah hanya dipicu masalah sepele. Suniyani menuturkan, mulanya setelah selesai makan ia duduk di teras rumah sembari minum air dingin.
Namun, suaminya justru tidak suka dan marah besar meminta korban segera masuk ke rumah. Sontak, korban pun langsung masuk memenuhi keinginan suaminya tersebut.
“Tapi pas saya di dalam rumah, dia (suami, red) masih marah bahkan main tangan. Saya dipukul pakai sabuk, dicekik pakai tangan dan dicekik pakai sabuk, digigit sampai dilempar gelas berisi air teh,” ujar Suniyani.
Saat marah-marah tersebut, kata dia, terduga pelaku terus mengancam bahwa dirinya akan dibunuh dan rumahnya dibakar. Menurut Suniyani, anaknya yang sudah berkeluarga dan masih tinggal satu rumah dengan dirinya pun tak mampu melerai karena mendapat ancaman yang sama.
Rupanya, ancaman hendak membakar rumah itu bukan hanya gertak sambal. Saat masih terlibat cekcok, seorang pria yang tak dikenali oleh korban datang membawa bensin eceran di dalam sebuah plastik. Sadisnya, bensin tersebut kemudian digunakan oleh terduga pelaku untuk menyiram korban dan menyiram sekeliling rumah.
“Saya juga sempat mau dibakar, tapi Alhamdulillah koreknya tidak nyala-nyala,” kata Suniyani.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.