SUARA CIREBON – Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg menyulap wilayah pesisir pantai utara atau pantura di daerahnya menjadi sentra garam nasional.
Ditargetkan, tahun 2024, bisa memproduksi sedikitnya 400 ribu ton garam per tahun dari pesisir pantura Kabupaten Cirebon, atau sekitar 20 persen produksi garam nasional.
Saat ini, produksi garam nasional di kisaran 2 juta ton per tahun. Kebutuhan garam mencapai 2,8 juta ton. Sisanya, 800 ribu ton diperoleh lewat impor dari berbagai negara seperti India dan Australia.
Untuk target tersebut, Bupati Imron telah mengalokasikan sedikitnya 400 hektare lahan dii wilayah pesisir daerahnya untuk menjadi sentra tambak garam.
“Kita targetkan pesisir pantura di sejumlah kecamatan menjadi sentra garam. Alokasinya 400 ribu ton produksi per tahun. Ini terbesar di tingkat nasional,” tutur Imron.
Imron telah melakukan berbagai persiapan dan pembenahan. Diantaranya ialah infrastruktur. Sebuah jalan telah disiapkan di sentra garam terbesar di Desa Bungko Lor, Kecamatan Kapetakan.
“Kami siapkan infrastruktur. Ada peningkatan jalan dan pembangunan jembatan di Bungko Lor untuk memudahkan lalu lintas garam produksi lokal Cirebon,” tutur Imron.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Cirebon, tengah menyiapkan fasilitas berupa Gudang Garam Rakyat (GGR) untuk menampung produksi garam sebelum didistribusikan ke berbagai perusahaan yang membutuhkan.
Bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Jawa Barat, termasuk Kementrian Kelautan dan Perikanan, telah dibentuk Koperasi Tirtama Mukti Abadi di Desa Muara, Kapetakan, yang menangani usaha garam.
Melalui Koperasi Tirta Mukti Abadi, bahkan telah dilakukan pelatihan proses produksi menggunakan teknologi untuk menghasilkan garam yang berkualitas tinggi.
Petani garam di pesisir pantura Kabupaten Cirebon, sebagian mulai memproduksi garam meja dan garam kristal yang sangat dibutuhkan oleh ebrbasgai jenis industri.
“Garam meja dan garam kristal itu berkualitas tinggi. Harga jualnya sangat menguntungkan. Bisa Rp5 ribu sampai Rp6 ribu per kilogramnya,” tutur Imron.
Dengan modernisasi sentra produksi garam di Kabupaten Cirebon, nantinya bisa mengurangi ketergantungan pada garam impor yang masih mencapai 800 ribu ton.
“Dari 400 ribu ton per tahun, ke depannya bisa terus ditingkatkan produksinya. Masih ada peluang mencapai 800 ribu ton untuk substitusi impor garam,” tutur Imron.***