SUARA CIREBON – Gapura tradisional Alun-alun Pataraksa Sumber ambruk pada Selasa, 2 Januari 2024 malam sekira pukul 20.30 WIB. Ambruknya gapura di Alun-alun yang menjadi ikon baru Kabupaten Cirebon tersebut pun sontak viral di media sosial (medsos).
Pasalnya, Alun-alun tersebut tengah menjadi perhatian publik lantaran keberadaannya dinilai sebagai pelepas dahaga akan tempat wisata yang nyaman bagi keluarga.
Namun disaat tempat tersebut mulai ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di Kabupaten Cirebon, fakta mengejutkan terjadi pada Selasa malam di awal tahun 2024. Ya, gapura tradisional Alun-alun Pataraksa Sumber dengan tinggi 8,70 meter dan lebar 6 meter itu ambruk.
Sebelumnya, kondisi gapura memang sudah mengalami retak dan tampak agak miring. Suara Cirebon sempat memotret retakan-retakan di gapura tersebut sebelum ambruk pada malam harinya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan yang mendapat laporan ambruknya gapura tersebut langsung meninjau ke lokasi.
“Pukul 21.00 saya dapat laporan gapura tradisional Pataraksa ambruk. Berdasarkan laporan yang saya terima, kejadian (ambruknya gapura, red) pada pukul 20.30 WIB,” ujar Iwan Ridwan Hardiawan.
Untuk mengetahui penyebab ambruknya gapura tersebut, Iwan mengaku sudah berkoordinasi dengan pengawas kegiatan untuk mendapatkan informasi terkait penyebabnya.
Karena, kata Iwan, selama dalam proses pembangunan, pihak pengawas selalu menyampaikan setiap detil pekerjaan yang diklaim sesuai dengan spek yang direncanakan.
“Karena ini masih dalam masa pemeliharaan sampai 27 April, kami sudah menghubungi pihak pelaksana agar segera menunaikan tanggungjawabnya terkait kerusakan ini,” kata Iwan.
Ia menerangkan, sebelum peristiwa ambruk terjadi, pihaknya juga sudah berkirim surat kepada pihak pelaksana untuk segera memperbaiki sejumlah item di Alun-alun Pataraksa yang kualitasnya mengalami penurunan.
Hal itu dilakukan, karena bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup selalu memperhatikan situasi di Pataraksa. Sehingga, ketika terlihat ada penurunan kualitas, pihaknya selalu mengingatkan pelaksana untuk memperbaiki.
“Surat kami luncurkan tanggal 2 Januari kemarin untuk memperbaiki beberapa item, tapi musibahnya (Selasa, red) malam ini, kejadian ambruk. Tentu akan ada evaluasi total. Pataraksa sementara kita tutup,” ungkapnya.
Sebelumnya, menanggapi gapura tradisional mengalami keretakan dan kondisi agak miring, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Fitroh Suharyono mengatakan, pihaknya bakal segera meminta pihak kontraktor untuk mengembalikan kondisi gapura ke kondisi awal, yakni kondisi baik seratus persen setelah Final Hand Over (FHO).
Pasalnya, kata Fitroh, kerusakan yang terjadi masih menjadi tanggungjawab penyedia jasa atau kontraktor karena masih dalam masa pemeliharaan.
“Masa pemeliharaan itu sampai April, masih tanggungjawab penyedia. Jadi secara khusus hasil kerjanya belum diserahkan, belum penyerahan final. Makanya ini belum menjadi aset kita,” ujar Fitroh, Selasa (2/1/2024).
Sementara untuk proses perbaikannya sendiri, Fitroh menyebutkan bahwa hal itu tergantung dari hasil pemeriksaan yang dilakukan konsultan. Bisa jadi hanya dilakukan tembal sulam, namun bisa juga dibongkar semua
“Kita lihat nanti penilaian dari konsultannya, apakah harus dibongkar semua atau diperbaiki, itu konsultan yang bisa menilai,” kata Fitroh.
Fitroh menduga, kondisi keretakan pada gapura tersebut terjadi karena peralihan musim dari musim kemarau ke musim penghujan. Ia menerangkan, peralihan musim tersebut bisa saja menyebabkan bangunan gapura mengalami hal seperti itu
Kendati demikian, ia memastikan gapura tradisional akan diblok agar pengunjung tidak melintas atau mendekat di sekitar area tersebut. Hal itu dilakukan agar tidak membahayakan pengunjung sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Nanti setelah enam bulan masa pemeliharaan, kami juga akan minta agar alun-alun seperti kondisi awal yang seratus persen,” paparnya
Seperti diketahui, Alun-alun Pataraksa telah diresmikan oleh Bupati pada 10 November 2023. Namun, belum genap satu bulan setelah diresmikan, Alun-alun tersebut sudah mulai mengalami kerusakan.
Kala itu, kerusakan terjadi pada batu andesit yang sudah mulai lepas dari umbagan. Hingga saat ini, kerusakan batu andesit tersebut belum juga diperbaiki.
Selain itu, kerusakan juga terjadi pada batu sikat yang dipasang di pedesatrian Alun-alun tersebut. Kerusakan pada batu sikat sebagian sudah diperbaiki namun belum tuntas.
“Khusus pekerjaan baru 2023 nanti diperbaiki oleh penyedia jasa, kalau pekerjaan lama kita usahakan perbaikan dari kita,” ungkapnya.***