SUARA CIREBON – Ribuan hektare lahan sawah di tiga kecamatan terkendala pengairan selama bertahun-tahun. Hal itu terjadi karena saluran irigasi tersumbat di beberapa titik di antaranya double track dan jalan tol yang kurang memperhatikan saluran irigasi.
Para petani berharap ada langkah pasti penanganan masalah tersebut secepatnya agar lahan pertanian tetap produktif.
Kuwu Cangkuang, Kecamatan Babakan Abdul Kodir Zaelani, menyampaikan, persoalan irigasi pengairan sawah di desanya sudah bermasalah belasan tahun lalu penyebab utamanya adalah banyaknya saluran yang tersumbat atau menyempit dan juga karena sedimentasi pada saluran irigasi yang jarang dilakukan pemeliharaan setiap tahunnya.
Di setiap musim tanam, lanjutnya, para petani selalu menjerit terkait dengan pasokan air pengairan sawah yang kurang maksimal dengan kapasitas debit air yang sedikit namun kebutuhan areal sawah yang harus mendapatkan air sangat luas.
Belum lagi, kata dia, areal sawah tetangga desa yang sama-sama mengandalkan dari bendungan yang melalui saluran irigasi tersebut.
“Area sawah kami yang berada di pintu air 6 saja begitu sangat sulit mendapatkan aliran air dari dam roti apalagi Desa tetangga dan Kecamatan tetangga yang ada di wilayah Kecamatan Gebang yang berada pada pintu 7 Hingga 12, permasalahannya karena air dari dam roti tidak bisa maksimal mengalir ke saluran irigasi tersebut hingga ke wilayah areal pertanian desa kami,” terangnya.
Kodir menyampaikan, penyebab sulitnya pengairan air masuk ke areal sawah yang ada di desanya tersebut selain karena sedimentasi irigasi dan kurangnya perawatan juga karena terdapat beberapa titik sumbatan.
Di antaranya yang terparah adalah terjadi penyumbatan di gorong-gorong bawah double track dan juga gorong-gorong di bawah jalan tol di mana saluran irigasi yang lebarnya sekitar 5 meter masuk gorong-gorong.
Hanya sekitar diameter 1 meter, lanjutnya, sehingga air sulit mengalir dengan maksimal itu pun ditambah lagi banyaknya sampah yang menyumbat dalam gorong-gorong tersebut baik yang berada di bawah double track maupun di bawah jalan tol.
Pihaknya telah melakukan pengukuran ketinggian saluran irigasi di mana di hilir lebih tinggi dibandingkan dengan di hulu, ada perbedaan ketinggian sekitar hampir 1 meter sehingga air sulit untuk mengalir.
“Kami pernah meminta bantuan kepada pengelola pengairan agar dari pintu pengairan dibuka maksimal untuk saluran irigasi menuju Desa Cangkuang akan tetapi air yang masuk ke irigasi areal pertanian desa kami tidak maksimal, bahkan, membuat pintu air di Dam Roti mengalami kerusakan karena besaran air mengalir namun tersumbat, “jelasnya.
Atas kondisi tersebut yang telah terjadi bertahun-tahun dan ribuan hektar lahan pertanian menjadi korban, maka dirinya berharap kepada instansi terkait dalam hal ini merupakan kewenangan dari Dinas PUTR Provinsi Jawa Barat, untuk segera bisa membenahi persoalan tersebut.
Salah seorang petani yang juga perangkat Desa Cibogo Kecamatan Waled, M. Setiadi, mengungkapkan, kondisi saluran irigasi yang merupakan saluran irigasi utama dari bendungan Dam Roti Ambit Kecamatan Waled menuju Desa Cibogo dan beberapa desa lain di Kecamatan Babakan dan Kecamatan Gebang kondisinya sangat memprihatinkan.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.