SUARA CIREBON – Kabupaten Cirebon termasuk daerah rawan bencana banjir ketika musim hujan tiba. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon pun telah menyiagakan personelnya selama 24 jam.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, mengatakan, menghadapi bencana yang disebabkan banjir telah disiapkan melalui SK Kesiapsiagaan Bencana yang ditandatangani Bupati Cirebon.
SK tersebut bakal berlaku sampai 30 April 2024 sesuai prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dimana, pada bulan tersebut kondisi cuaca sudah tidak lagi ekstrem.
Saat ini, kata dia, berbagai perlengkapan termasuk perlengkapan evakuasi seperti perahu karet, tenda dan lainnya telah disiagakan. Begitupun dengan sejumlah personel BPBD yang bakal dilibatkan, pihaknya telah menyiagakannya dengan sistem piket selama 24 jam.
“Personel piket selama 24 jam, memantau kalau ada bencana,” kata Deni Nurcahya, Senin (22/1/2024).
Menurut Deni, sesuai prediksi BMKG, cuaca ekstrem tahun ini diprediksi terjadi pada bulan Februari hingga Maret. Kondisi cuaca pada bulan tersebut dinilai rentan terhadap timbulnya bencana banjir.
Pihaknya pun telah memetakan titik yang sebelumnya pernah banjir di Kabupaten Cirebon.
“Bila melihat tahun sebelumnya, titik banjir terjadi di (Desa) Mekarsari dan Gunungsari, Kecamatan Waled,” ujar Deni.
Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Waled tersebut, biasanya terjadi karena luapan Sungai Ciberes. Daerah lainnya yang menjadi titik rawan banjir adalah Desa Dawuan, Kecamatan Tengahtani.
Selain itu, titik rawan banjir juga ada di jalan Raya Arjawinangun menuju Bayalangu, Kecamatan Gegesik.
“Penyebab banjirnya pun sama yakni karena luapan sungai,” kata Deni.
Kendati demikian, menurut dia, penyebab banjir tersebut bisa dimitigasi dengan melakukan normalisasi sungai sebelum musim penghujan tiba.
Hal itu berbeda bencana angin puting beliung yang tidak bisa diantisipasi. Karena, angin puting beliung datang secara spontan dan tidak bisa diprediksi waktu dan tempat kejadiannya.
“Kita tidak bisa petakan, karena susah diprediksi. Tapi biasanya angin puting beliung menerjang rumah yang posisinya dekat dengan sawah. Biasanya, waktunya terjadinya sore hari sebelum hujan. Karena angin puting beliung itu terjadi saat perubahan cuaca dari panas ke dingin,” ucapnya.
Berdasarkan catatan pihak BPBD, pada bulan Januari 2024 ini, angin puting beliung sudah terjadi dua kali di Kabupaten Cirebon, yakni di wilayah Kecamatan Mundu dan Kecamatan Susukan. Beruntung, kerusakan akibat bencana tersebut tidak begitu parah.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.