SUARA CIREBON – Universitas Swadaya Gunung Jati atau UGJ Cirebon menggelar Training of Trainer (ToT) Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Pembekalan Ketua Kelompok KKN PPM kampus setempat.
Kegiatan yang bertema “Membangun Desa untuk Jabar Juara Melalui Pembangunan UMKM” tersebut digelar di salah satu hotel di wilayah Kota Cirebon, Jumat, 26 Januari 2024.
Salah satu yang menjadi pembicara dalam ToT KKN UGJ Cirebon ini ialah Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarat Desa (DPMD) Kabupaten Cirebon, Nanan Abdul Manan STTP MSi.
Dalam kesempatan tersebut, Nanan mengungkapkan, 3 skala prioritas penanganan yang saat ini menjadi salah satu fokus Pemerintah Kabupaten Cirebon, yaitu kemiskinan ekstrim, stunting, dan sampah.
“Angka stunting di Kabupaten Cirebon menjadi salah satu yang tertinggi se Jawa Barat bersama Bogor dan Garut,” kata Nanan.
Bahkan, kata Nanan, angka stunting di Kabupaten Cirebon periode 2015-2022 persentasenya di atas rata-rata Provinsi Jawa Barat dan Nasional.
Sedangkan terkait sampah, jelas Nanan, dari 412 desa di Kabupaten Cirebon, saat ini baru 178 desa saja yang sudah bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk pengankutan sampahnya.
Padahal, Nanan menerangkan, timbunan sampah di Kabupaten Cirebon saat ini mencapai 1.158 ton per hari. Kemudian, DLH baru bisa menangani 327 ton per hari, penanganan di desa 20 ton per hari, dan penanganan berbasis masyarakat 23 ton per hari.
“TPAS Kubangdeleg telah beroperasi. TPAS ini didesain semi modern. Kita juga akan membangun TPAS-TPAS baru di Kabupaten Cirebon untuk mengurangi beban di TPAS Kubangdeleg,” terangnya.
Diungkapkan Nanan, untuk angka kemiskinan ekstrim di Kabupaten Cirebon mencapai sekitar 81 ribu jiwa berbasis nomor induk kependudukan (NIK).
“Padahal dari jumlah tersebut, 31 jiwa sudah meninggal dunia. Jadi orangnya sudah meninggal, tetapi NIK-masih aktif,” ungkap Nanan.
Untuk menonaktifkan NIK yang sudah meninggal tersebut, Nanan menegaskan, perlu peran pemerintah desa setempat mendorong ahli warisnya membuat akta kematian di Disdukcapil Kabupaten Cirebon.
“Jadi mahasiswa-mahasiwa ini saat KKN nanti diharapkan bisa mendorong pemerintah desa untuk menggelar musdesus (musyawarah desa khusus) untuk memperbaiki data kemiskinan di desanya,” ucap Nanan.
Namun, ungkap Nanan, celakanya ada saja oknum kepala desa atau kuwu yang sengaja membiarkan data kemiskinannya tetap tinggi untuk kepentingan dan tujuan tertentu.
“Ada pemerintah desa sengaja tidak memfilter (angka kemiskinan) untuk kepentingan segelintir orang dan tujuan tertentu. Mindset kepala desa memang ada yang seperti itu untuk memainkan BLT (Bantuan Langsung Tunai), anggarannya masuk ke kantong sendiri tapi datanya ditembak punya orang lain,” ungkap Nanan.
Sementara itu, Rektor UGJ Cirebon, Prof Dr Ir H Achmad Faqih SP MM menjelaskan, ToT KKM Tematik tahun akademik 2023-2024 ini merupakan rangkaian kegiatan kurikulum UGJ Cirebon, dimana mahasiswa kampus setempat wajib mengambil mata kuliah KKN 3 SKS.
“Ada 733 mahasiswa UGJ Cirebon yang ditempatkan di 2 kabupaten, yaitu Cirebon dan Kuningan. Totalnya 33 desa, Kabupaten Cirebon 5 kecamatan dan kuningan 2 kecamatan,” papar Prof Faqih didampingi Wakil Rektor IV UGJ Cirebon, Dr Cita Dwi Rosita SPd MPd dan Kepala LPM UGJ Cirebon, Dr Ipik Permana SIP MSi.
Fokus dalam KKN ini, kata Prof Faqih, pihaknya mengarahkan pada stunting, kemiskinan ekstreme, sampah, dan UMKM.
“Kita sudah memetakan desa-desa tadi yang tinggi stunting dan kemiskinan ekstrim. Jadi kami matching dengan program-program pemda, baik kabupaten maupun Provinsi Jawa Barat,” ujarnya.
Karena, jelas Prof Faqih, Kabupaten Cirebon menjadi salah satu kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Jawa Barat.
“Oleh karena itu, mahasiswa-mahasiswa UGJ bisa mengangkat zero stunting untuk mengurangi angka stunting di Kabupaten Cirebon ini,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Prof Faqih, terkait menekan angka kemiskinan ekstrim di Kabuoaten Cirebon pun menjadi fokus dalam KKN UGJ Cirebon.
Salah satunya, menurut Prof Faqih, dengan pemberdayaan UMKM diharapkan bisa memunculkan masyarakat yang berdaya. Karena sektor ini bisa menambah penghasilan masyarakat.
“Caranya dengan membentuk lembaga-lembaga yang produktif agar UMKM ini bisa bergerak dengan baik. Sehingga mereka bisa mendapat pemasukan tambahan dari kegiatan usahanya,” terangnya.
Untuk itu, Prof Faqih meminta DPL dan mahasiswa peserta KKN bisa melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM, khususnya dalam pemasaran produknya, baik di tingkat lokal, nasional maupun tingkat dunia.
Untuk diketahui, KKN Tematik UGJ Cirebon tahun akademik 2023-2024 ini akan dilaksanakan pada 30 Januari 2024 – 5 Maret 2024.***