SUARA CIREBON – Kabupaten Cirebon ditetapkan sebagai daerah berstatus Siaga Darurat Bencana Hidrometrologi yakni bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
Hal itu dikemukakan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Denny Nurcahya ketika ditemui Suara Cirebon, di ruang kerjanya, Senin, 29 Januari 2024.
Menurut Denny, status Kabupaten Cirebon Siaga Darurat Bencana Hidrometrologi ditetapkan melalui surat keputusan (SK) Bupati Cirebon, yang dikeluarkan pada 1 Desember 2023 lalu. Dalam SK Bupati Cirebon itu disebut, Siaga Darurat Bencana Hidrometrologi berlaku per 1 Desember 2023 sampai 1 April 2024.
“Bentuk bencana hidrometeorologi itu bisa berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas. Menghadapi kondisi cuaca saat ini, Bupati Cirebon, Pak Imron telah menetapkan per 1 Desember sampai 1 April 2024, Kabupaten Cirebon berstatus Siaga Darurat Bencana Hidrometrologi,” kata Denny.
Menurut Denny, dengan adanya SK Bupati terkait status darutat bencana tersebut, Pemerintah Kabupaten Cirebon dapat mengeluarkan anggaran Belanja Tak Terduka (BTT) ketika memang dibutuhkan.
“Berbeda dengan tahun 2023 lalu, dimana BTT tidak bisa terserap, lantaran Kabupaten Cirebon tidak mengeluarkan status itu,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kabupaten Cirebon, Hendi Eko Prasetyo menjelaskan, di awal tahun 2024 ini, sudah banyak kejadian yang masuk kategori bencana hidrometrologi di antaranya pohon tumbang akibat hujan disertai angin kencang, banjir, hingga longsor. Akibat dari bencana tersebut, beberapa rumah mengalami kerusakan.
“Setidaknya BPBD mencatat ada 52 unit rumah mengalami kerusakan dengan kategori rusak ringan, 1 unit rumah rusak sedang dan 1 rumah rusak berat,” kata Eko.
Kemudian, lanjut Eko, 250 unit rumah terendam banjir dan menyebabkan 315 Kepala Keluarga (KK) dan 934 jiwa yang terdampak bencana.
Menurut Eko, bencana tersebut terjadi di beberapa kecamatan, mulai dari Kecamatan Mundu, Plered, Plumbon, hingga Kecamatan Greged.
“Seperti di Kecamatan Mundu, ada angin puting beliung menyebabkan 33 unit rumah mengalami rusak ringan. Di Desa Gamel, terjadi banjir menyebabkan 45 unit rumah terendam. Hujan deras disertai angin kencang di Plered menyebabkan 1 unit rumah mengalami rusak berat,” terangnya.
“Kemudian di hujan deras dan angin kencang di Blok Pasanggrahan Desa Plumbon Kecamatan Plumbon mengalami keruskaan 1 unit rumah rusak sedang. Hujan sedang dan angin kencang di Greged menyebabkan atap SMPN 2 Greged ambruk,” lanjutnya.
Kemudian Banjir di Desa Banjarwangunan Kecamatan Mundu, menyebabkan 160 unit rumah terendam dan tanah longsor, di wilayah Kecamatan Mundu, tepatnya di Desa Sinarancang.
Selain itu, hujan deras dan angin kencang di Desa Megu Cilik, Kecamatan Megu menyebabkan pohon tumbang. Kemudian hujan deras dan angin kencang di Desa Purbawinangun Blok Cibiuk Kecamatan Plumbon menyebabkan 15 unit rumah mengalami rusak ringan.
“6 unit ruko. 1 unit pabrik, 1 unit gudang kayu mengalami rusak ringan dan 10 Pohon tumbang,” ungkapnya.
Sementara data yang dihimpun BPBD Kabupaten Cirebon mencatat, sepanjang tahun 2023 tercatat sebanyak 375 kejadian yang meliputi 252 kekeringan, 38 kebakaran lahan, 29 bencana akibat cuaca ekstrem, 10 peristiwa tanah longsor, 1 gempa bumi, dan 45 bencana banjir.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.