SUARA CIREBON – Petani di Desa Mundu Mesigit dan sekitarnya keheranan dengan cepat menyusutnya debit Setu Patok di Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.
Meski hujan masih sering turun, tapi penyusutan di Setu Patok sudah cukup parah. Petani khawatir, bila penyusutan terus terjadi, petani terancam hanya bisa tanam dan panen hanya satu kali di tahun ini.
Padahal, biasanya, selama ini petani di sekitar Setu Patok yang areal sawahnya mencapai sekitar 150 hektare lebih, bisa tanam dan panen dua kali dalam setahun.
Masud (45 tahun), petani Mundu Mesigit mengaku heran dengan fenomena cepatnya menyusut debit air di Setu Patok. Padahal hujan masih sering turun.
“Kita heran. Ini hujan masih sering turun, meskipun sudah mulai jarang. Tapi penyusutan debit Setu Patok ini sangat cepat,” tutur Masud, Rabu 17 April 2024.
Tahun-tahun sebelumnya, menurut Masud tidak secepat tahun ini. Bahkan penyusutan baru terjadi jika sudah memasuki musim kemarau.
“Sekarang, musim kemarau kan belum karena terkadang masih ada hujan turun, tapi penyusutannya sangat cepat,” tutur Masud.
Masud dan rata-rata petani di sekitar Setu Patok, mengaki khawatir. Tahun ini hanya bisa sekali panen. Karena sumber air di lahan sekitar 150 hektare di daerah tersebut pengairannya mengandalkan air dari Setu Patok.
Kuwu Mundu Mesigit, Syarifuddin juga mengungkapkan kekhawatiran yang sama. Ia sudah melaporkan ke Dinas Pertanian dan Pengairan terkait penyusutan Setu Patok yang dinilai sangat cepat.
“Untuk tanam tahun ini aja belum panen. Baru panen nanti pada bulan Mei. Hanya saja, melihat air yang menyusut, petani khawatir kalau hanya bisa tanam dan panen sekali di tahun ini,” tutur dia.
Syarifuddin menjelaskan, areal pertanian di Mundu Mesigit dan sekitarnya sangat bergantung dengan air hujan dan cadangan air di Setu Patok saat tanam gadu atau tanam kedua.
“Untuk tanam rendeng baru bisa panen pada Mei nanti karena ada keterlambatan tanam. Jika melihat stok air yang menipis di Setu Patok, kemungkinan petani hanya bisa tanam satu kali di tahun ini,” tutur dia.
Setu Patok selama ini menjadi sumber air saat kemarau bagi lahan pertanian maupun perkebunan tebu di Kecamatan Mundu di wilayah tengah Cirebon.
Kapasitas airnya bisa mengairi sekitar 1.900 hektare baik sawah maupun perkebunan tebu untuk memasok kebutuhan produksi pabrik gula di wilayah timur Cirebon.
Dalam keadaan normal, bisa menampung air mencapai 12 juta meter kubik yang diperoleh dari tampungan Sungai Cikaramat dan hujan.
Kini, seiring dengan penyusutan yang dirasakan petani sangat cepat, kapasitas yang masih terisa di kisaran 6 sampai 7 juta meter kubik.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.