SUARA CIREBON – Sosok Lucky Hakim diperkirakan bakal menjadi magnet sekaligus kuda liar dalam dinamika politik di seputar pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun 2024 ini di Indramayu.
Meski partainya, Nasdem, hanya meraih 2 kursi di DPRD Indramayu pada Pemilu 2024, namun kekuatan Lucky Hakim justru pada sosoknya.
Di masyarakat Indramayu, popularitas Lucky Hakim bisa mencapai 90 sampai 95 persen. Mengingat artis ini pernah menjadi Wakil Bupati Indramayu selama dua tahun dari 2020 sampai 2022.
Pada pilkada 2019, nama Lucky Hakim juga dinilai sebagai kontributor penting bagi kemenangan pasangannya. Saat itu, Lucky Hakim berpasangan dengan Nina Agustina, dari koalisi PDIP, Gerindra, Nasdem dan Perindo.
Pernyataan Lucky Hakim yang siap kembali bertarung dalam pilkada Indramayu menjadikan konstelasi persaingan antar calon menjadi lebih dinamis.
“Jika ditugaskan (maju dalam pilkada di Indramayu) saya siap,” tutur Lucky Hakim usai ditunjuk Surya Paloh, Ketua Umum Nasdem, menjadi Ketua DPD Nasdem Indramayu.
Sosok Lucky Hakim bisa menjadi magnet bagi parpol peraih kursi di DPRD Indramayu pada Pemilu 2024 yang akan mengusung calon bupati dan wakil bupati untuk pilkada pada November 2024 mandatang.
Artis ini bisa diperebutkan sejumlah parpol. Terutama peraih kursi besar yang bisa mengusung pasangan calon (paslon) bupati dan wabup sendiri seperti Golkar dan PKB.
Untuk PDIP sendiri, meskipun bisa mengusung paslon tersendiri, tampaknya tertutup rapat untuk Lucky Hakim, atau sebaliknya, Lucky Hakim yang menolak untuk maju lewat PDIP mengingat sejarahnya saat menjadi wabup.
Selain magnet, Lucky Hakim bisa menjadi kuda liar. Sosok ini, dengan popularitas yang tinggi, bisa bergerak kesana-kemari ke parpol-parpol yang membutuhkan kemenangan dalam pilkada.
Dari tiga parpol besar peraih kursi terbanyak di DPRD Indramayu, PKB paling berpeluang menggandeng Lucky Hakim.
“PKB bersikap terbuka dan demokratis. Siapa saja bisa mencalopnkan diri lewat PKB,” tutur Ketua Desk Pilkada DPC PKB Indramayu, Akhmad Mujani Nur.
PKB meraih 10 kursi. Cukup untuk mengusung paslon cabup-cawabup tersendiri. Jika menggandeng Lucky Hakim, maka tidak ada persoalan di tingkat aturan.
Hanya saja, mesti ada deal politik, terutama untuk alokasi siapa menjadi cabup dan cawabup. PKB kemungkinan akan menggandeng Lucky Hakim dengan syarat untuk alokasi cawabup.
Peluang PKB lebih besar dibanding parpol lain untuk menggandeng Lucky Hakim juga atas dasar pengalaman kerjasama politik saat PKB dan Nasdem, berkoalisi mengusung Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) sebagai calon presiden dan wakil presiden.
Besar kemungkinan, bila PKB menggandeng Lucky Hakim dalam satu paket paslon cabup dan cawabup, bakal menarik parpol lain, terutama PKS yang pada pemilu 2024 ini meraih 2 kursi, dan di tingkat nasional sama-sama mengusung AMIN.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.