SUARA CIREBON – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mencatat, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun ini, tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Tercatat sampai pekan ke-17 tahun 2024 ini, ada sebanyak 496 kasus DBD di Kabupaten Cirebon, empat kasus di antaranya menyebabkan pasien meninggal dunia.
Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon, Nurpatmawati melalui Ketua Tim Kerja P2PM, Subhan mengatakan, hingga pekan ke-17 tahun 2024 (akhir April, red) jumlah kasus DBD sudah mencapai 496 kasus.
Menurut Subhan, jumlah kasus tersebut terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 728 kasus dalam satu tahun. Berdasarkan hasil analisa data yang dimiliki Dinkes, kasus DBD tahun ini merupakan puncak dari siklus lima tahunan.
Ia mengatakan, jumlah kasus sebanyak 496 kasus tersebut bakal meningkat lagi mengingat puncak kasus DBD tahun ini diprediksi berada di bulan Mei hingga April.
“Nanti akhir April mulai turun lagi,” kata Subhan.
Dari data tersebut, kasus DBD paling banyak dilihat dari insiden rate, terjadi di wilayah Kecamatan Susukan Lebak dengan 33 kasus DBD.
Kemudian, tertinggi kedua di Kecamatan Astanajapura. Insiden rate adalah jumlah kasus DBD pada wilayah tertentu dibagi jumlah penduduk dalam waktu yang sama dikalikan 100.000 penduduk.
“Dari sekian banyak kasus tersebut, ada 4 orang meninggal dunia. Dari data yang ada tahun ini tertinggi dalam lima tahun terakhir,” paparnya.
Ia menjelaskan, data kasus DBD tersebut diterima dari Rumah Sakit melalui Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS). Data tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Puskesmas untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) di rumah penderita DBD.
Kemudian, pihaknya melalukan observasi lingkungan penderita DBD untuk memastikan ada tidaknya penyebaran kasus DBD di lingkungan tersebut.
“Kalau ada penyebaran, yang terpenting dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” kata dia.
Menurut Subhan, pemberantasan dengan cara foging hanya membunuh nyamuk dewasa, namun jentik tidak mati. Karenanya, lanjut Subhan, PSN dengan cara foging tergolong kurang efektif.
Ia mengimbau masyarakat Kabupaten Cirebon untuk melakukan PSN dengan melakukan 3 M. Yakni, Menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat menampung air, Menutup rapat tempat-tempat penampungan air, dan Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat berkembangbiaknya nyamuk penyebab DBD.
“Masyarakat diharapkan aktif memberantas jentik nyamuk di rumah masing-masing. Kalau ada masyarakat yang bergejala DBD, segera periksakan ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.